Mohon tunggu...
Saskia damayanti
Saskia damayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Kritik untuk membangun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sexual Harassment, Candaan atau Ancaman?

9 Mei 2020   14:51 Diperbarui: 9 Mei 2020   14:56 609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sexual harassment atau pelecehan seksual bukanlah suatu isu yang baru dikalangan masyarakat. Namun, masih banyak diantara kita yang menganggap isu ini hanya sebagai selingan. Padahal keberadaannya sangat dekat dengan aktivitas kita sehari-hari. Jika kita mengatakan sesuatu yang berhubungan dengan pelecehan seksual, maka yang akan terlintas di pikiran kebanyakan orang adalah tindakan pemerkosaan, pencabulan dan hal-hal menyeramkan serupa lainnya.

 Sebenarnya prilaku pelecehan seksual tidak hanya terkait dengan pemerkosaan. Ada banyak prilaku yang sering dianggap bercanda oleh kalangan orang kebayakan, padahal prilaku tersebut merupakan prilaku pelecehan seksual.  Hal ini yang jarang disadari oleh masyarakat.

Dilansir dari Jurnal Psikologia-online, 2012, Vol. 7, No. 1, hal. 1-13,  Menurut EEOC (2002) pelecehan seksual merupakan perilaku yang non-resiprokal (tak terbalaskan) dari pria kepada wanita maupun sebaliknya. 

Bentuk perilakunya sangat beraneka ragam, dapat berupa rayuan, komentar yang bernada seksual, sentuhan di bagian tubuh tertentu pada wanita yang menjadi sasaran, permintaan melakukan hubungan seksual dan ajakan kencan.

Pelecehan seksual merupakan salah satu prilaku yang selalu menghantui terutama bagi kaum hawa. Hal ini karena perlakuan tersebut seringkali diterima oleh kaum hawa. Namun bukan berarti laki-laki juga tidak pernah menjadi korban prilaku pelecehan seksual. Mereka juga sering mendapat perlakuan tersebut. Namun karena hanya dianggap sebagai candaan hal tersebut tidak terlalu mereka hiraukan.

Ada beberapa prilaku pelecehan seksual yang seringkali dianggap sebagai bahan bercanda, padahal prilaku tersebut sebenarnya dapat dikategorikan sebagai pelecehan seksual.

  • Main Mata/Merayu
  • Main mata/merayu lawan jenis meskipun sudah disuruh berhenti
  • Contoh: "Lo pasti mau juga kan sama gue, ga usah muna deh"
  • Cat Calling
  • Memanggil dengan sebutan yang tidak sopan. Seperti bersiul, menggoda, dll.
  • Contoh: "Hai cantik. Sama abang yuk"
  • Menyentuh tubuh tanpa ijin
  • Membelai pundak, mencubit, menepuk bokong, memeluk atau memegang dada.
  • Memohon untuk melakukan tindakan seksual
  • Melakukan tindakan seksual dengan imbalan uang atau sebagai bentuk pembuktian cinta.
  • Komentar yang mengarah ke seksual
  • Tindakan atau komentar yang selalu mengarah kepada hal-hal yang berbau seksual.

Prilaku diatas dapat dikategorikan sebagai prilaku tindakan seksual apabila salah satu pihak merasa tidak nyaman atau bahkan terancam. Sayangnya masih banyak orang yang menganggap hal tersebut sebagai sebuah candaan. Prilaku atau tindakan seksual  dapat terjadi di mana saja, kapan saja, dan terhadap siapa saja. 

Jangan gunakan tindakan-tindakan yang dapat membuat orang lain tidak nyaman dan bahkan merasa terancam sebagai bahan candaan di saat sedang melakukan interaksi dengan lawan jenis. Untuk siapapun yang tengah berada dalam situasi yang mengarah pada prilaku tindakan seksual atau merasa terancam, jangan ragu untuk meminta bantuan kepada siapapun yang ada disekitar kalian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun