Di tengah padatnya lingkungan  kos Jogja terdapat angkringan yang selalu buka setiap malamnya. Angkringan ini bernama Angkringan 27 letaknya sangat strategis dekat dengan lingkungan kos mahasiswa UIN Sunan Kalijaga, tempat ini menjadi salah satu tempat makan malam langgananku. Selain harganya ramah di kantong, variasi jualannya juga beraneka macam. Ada Nasi bungkus dengan isian oseng tempe juga sambal teri, berbagai macan gorengan, sate-satean, mie instan juga berbagai macam minuman. Harganya sangat terjangkau, mulai dari  Rp.1.000 saja. Tapi siapa sangka keuntungan dari usaha ini dibilang cukup banyak.
Kamis (12/6/2025) , saya mendatangi kembali Angkringan 27. Sampai disana saya bertemu dengan pemilik sekaligus penjual  yang bernama Sekar, wanita berusia 28 tahun yang berasal dari Yogyakarta. Sekar sudah berkeluarga dan memiliki 2 anak. Sekar memulai usaha angkringan nya di tahun 2022. Sebelum memulai usahanya Sekar dan suaminya pernah bekerja pada orang lain, namun Sekar merasa tidak betah dan memutuskan untuk memulai usahanya sendiri. "Kerja sama orang kurang cocok di saya mba soalnya engga ada peningkatan" ucap Sekar. Dengan tekad yang kuat Sekar dan suaminya mencari jalannya masing-masing, suaminya mencari pekerjaan yang lebih baik sedangkan Sekar memilih untuk berjualan angkringan. Angkringan buka mulai pukul 5 sore, di jam itu Sekar sudah menyelesaikan pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga dan melanjutkannya untuk berdagang di Angkringan. Menurut Sekar menjadi wanita mandiri bukan berarti tidak membutuhkan orang lain, tetapi wanita yang tahu apa yang diinginkannya dan berani memperjuangkannya. Menjadi wanita di masa kini harus terbiasa bertindak tanpa menunggu. Meskipun suaminya juga bekerja Sekar tetap ingin menghasilkan uang dari hasil kerjanya sendiri, dan tidak mengandalkan suaminya. Angkringan 27 menjadi ladang usaha baru bagi keluarga Sekar. Tanpa disadari membuka usaha angkringan termasuk usaha yang menguntungkan. Di Angkringan 27 keuntungan bersih rata-rata perharinya adalah Rp 500 ribu , namun namanya usaha pasti  ada tantangannya dalam usaha Sekar tantangan yang ada adalah ketika adanya libur perkuliahan. Dimana mahasiswa mudik ke kampung halamannya sehingga konsumen mengalami penurunan. Meskipun sempat mengalami penurunan penjualan saat libur perkuliahan, Sekar tidak menyerah. Sekar tetap konsisten berjualan agar selalu menjadi andalan bagi customer. Baginya, tantangan adalah bagian dari proses yang harus dijalani setiap pelaku usaha. Kisah Sekar membuktikan bahwa perempuan mandiri bukan berarti harus berjalan sendiri, tetapi berani mengambil peran dan keputusan dalam hidupnya. Dari dapur rumah hingga gerobak angkringan, Sekar menunjukkan bahwa kerja keras dan tekad bisa membuka jalan menuju keberhasilan. Ia menjadi inspirasi bahwa perempuan pun bisa mandiri, berdaya, dan memberi dampak positif bagi keluarga dan sekitarnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI