Mohon tunggu...
Ang Tek Khun
Ang Tek Khun Mohon Tunggu... Content Strategist

Penikmati cerita (story) di berbagai platform • Suka menulis kreatif (creative writing) tema gaya hidup (lifestyle) dengan gaya (style) storytelling • Senang membantu klien membangun brand story • Personal advisor/consultant strategi konten untuk branding dan marketing • Ngeronda di IG @angtekkhun1

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Hari Film Nasional ke-75: Sejarah, Tema dan Makna Logo, serta Event KOMiK Charity

25 Maret 2025   04:00 Diperbarui: 25 Maret 2025   11:16 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hari Film Nasional ke-75 dan event KOMiK Charity (Sumber: Pixabay/mermyhh diolah kembali oleh penulis)

Hari Film Nasional (HFN) yang diperingati pada setiap tanggal 30 Maret, menjadi istimewa pada tahun 2025 ini. Sebab, usianya memasuki angka cantik. Menandai 75 tahun perjalanan panjang yang berliku.

Namun sesungguhnya, usia 75 ini bukanlah penetapan sedari awal. Melainkan hasil keputusan yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 25 Tahun 1999 tentang Hari Film Nasional.

Penetapan ini menandai arti penting industri perfilman dalam upaya memperkuat kebudayaan nasional. Selain itu, untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif (ekraf) di Indonesia.

Perayaan bagi insan perfilman ini, merupakan momen untuk mengapresiasi perkembangan industri film nasional. Sekaligus, kesempatan untuk merumuskan langkah-langkah strategis bagi masa depan perfilman Indonesia.

Sejarah Hari Film Nasional (HFN)

Acuan bagi penetapan Hari Film Nasional (HFN) yang jatuh pada 30 Maret, tak lain berdasarkan dimulainya produksi film Indonesia pertama, yakni film Darah dan Doa (1950) karya Usmar Ismail.

Film Darah dan Doa menandainya dimulainya langkah pertama hadirnya film Indonesia yang disutradarai oleh orang Indonesia dan diproduksi oleh perusahaan Indonesia, yakni Perusahaan Film Nasional Indonesia (Perfini).

Konferensi Dewan Film Nasional dan Organisasi Perfilman pada 11 Oktober 1962, menetapkan 30 Maret sebagai Hari Film Nasional. Pada kesempatan tersebut, Usmar Ismail dan Djamaludin Malik (pendiri Persari), diangkat sebagai Bapak Perfilman Nasional.

Namun Indonesia kemudian memasuki tahun-tahun di mana situasi politik dan kondisi perfilman belum stabil. Barulah sejak tahun 1980-an, saat situasi telah membaik, gagasan mengenai Hari Film Nasional kembali menjadi perbincangan.

Meskipun demikian, hingga tahun 1990-an soal tanggal HFN masih menjadi perdebatan yang belum menemukan kata mufakat. Dewan Film Nasional kemudian memutuskan untuk menjaring masukan.

Alwi Dahlan yang menghadiri pertemuan tersebut memberikan masukan yang akhirnya diterima. Menurut Alwi, usulan tanggal 19 September lebih tepat sebagai peristiwa jurnalistik. Sedangkan 30 Maret untuk memperingati pembuatan film cerita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun