1.Sejarah/ latar belakang aliran muktazilah
Nama wasil ibn atha' sering juga disebut dengan abu huzhaifah dan lebih terkenal dengan gelar al-gazzal. Ia di lahirkan pada tahun 80 H dan meninggal dunia pada tahun 131 H di bashrah, wasil bin atha' memiliki guru bernama hasan al-Basyri dalam proses belajar mengajar tidak jarang wasil bin atha' berselisih pendapat dengan siapa saja, wasil ibn atha' adalah murid terbaik dari hasan al basyri tetapi karna perbedaan pendapat wasil bin atha' berpisah dengan gurunya karena perbedaan pandangan mengenai pelaku dosa besar maka dari itu pemikiran wasil bin atha' itu disebut dengan aliran muktazilah, muktazilah sendiri itu berarti orang islam yang memiliki keyakinan berbeda dari orang islam lainnya
Muktazilah secara etimologi orang yang memisahkan diri. Sebutan ini mengandung sejarah yang berarti karena tidak bisa dipisahkan dari hasan al-basyri. Salah seorang imam di kalangan tabi'in. Asy-syihristani berkata: suatu hari datang laki-laki kepada hasan al-basyri laki-laki itu menanyakan aliran yang memgkafirkan pelaku dosa besar yang disebut khawarij dan menanyakan tentang aliran murji'ah yang tidak mau ikut campur dalam  masalah. Hasan al basyri  berpikir sejenak tetapi sebelum hasan al basyri menjawab dengan lantang wasil bin atha' mengeluarkan pendapatnya menurutnya pelaku dosa besar bukan mukmin namun bukan kafir. Karena itulah hasan al basyri mengatakan kepada murid muridnya bahwasanya wasil bin atha' telah memisahkan diri darinya. Kemudian hasan al basyri memjawab dengan pandangan ahlu sunnah wal jamaah yaitu bahwasnya pelaku dosa besar itu tidak sempurna imannya tapi karena keimanannya ia masih disebut mukmin dan karena dosa besarnya ia disebut fasiq.
Seiring berjalannya waktu nama muktazilah disepakati oleh para pengikutnya  dan disahkan menjadi nama aliran mereka. Ada juga yang mengatakan aliran ini muncul dikarenakan kepentingan politik yakni ketika hasan bin ali membaiat muawiyah dan menyerahkan kekuasaannya sebagai khalifah, ada juga yang mengatakan bahwa sikap beberapa sahabat yang memisahkan dan mengasingkan diri dan bersikap netral dalam peristiwa politik atau peristiwa tahkim tersebut. Disisi lain juga perbedaan pendapat dengan golongan khawarij dan murjiah tentang pemberian status kafir pada orang yang berbuat dosa besar.
Seiringnya berjalannya waktu, muktazilah semakin berkembang dengan sekian banyak sektenya. Mereka bahkan mendalami buku-buku filsafat yang tersebar di masa pemerintahan al-ma'un. Sejak itulah mazdhab mereka benar-benar diwarnai corak pemikiran filosofis yang berorientasi pada akal.
  Dari segi geografis, muktazilah di bagi menjadi dua yaitu
- Aliran muktazilah basrah
Aliran ini lebih menekankan pada teori dan keilmuan.
- Aliran muktazilah baghdad
Aliran ini lebih nampak pengaruh filsafat yunani, karena adanya penerjemah buku-buku filsafat di baghdad, dan juga karena istana khalifah-khalifah abbasiyah menjadi tempat pertemuan ulama-ulama islam dan pakar-pakar lainnya.
   B. Doktrin ajaran
     Muktazilah memiliki lima prinsip atau di sebut denga "ashwalul khomsah"
- At-tauhid (keesaan Allah)
At-tauhid ini merupakan aqidah madzhab mereka dalam membangun keyakinan tentang mustahilnya melihat Allah di akhirat nanti, dan sifat-sifat allah itu adalah substansi dzatnya sendiri serta al-qur'an adalah makhlu begitu menurut keyakinan mereka.