Maka dari itu, mulailah dengan prinsip bahwa menulis adalah bagian kecil dari kebutuhan jiwa yang harus terpenuhi. Menulis layaknya kebutuhan hidup. Maka seseorang akan melakukan apa saja untuk memenuhinya. Mulai dari berfikir matang, menyiapkan bahan sampai pada proses mewujudkannya.Â
Menulis ketika sudah menjadi kebutuhan jiwa seseorang akan tampak dalam kebiasaan sehari-harinya. Dengan sendirinya menjadikannya ia rajin, gemar membaca sebagai bahan referensinya.
Ia merasa ada yang kurang, ada yang tak beres sebelum menuliskan sesuatu. Ia pun akan membuat jadwal khusus untuk berusaha memenuhi kebutuhan menulisnya. Semisal, sehari sekali, sehari dua kali atau sehari bisa tiga kali seperti kebutuhannya untuk makan.Â
Jadikanlah menulis itu bagian dari kebutuhan jiwa kita. Kebutuhan yang harus terlaksa dengan baik. Menulis bukan sekedar keinginan yang bisa terombang ambing oleh berbagai hal. Dan yang terpenting adalah jadikan kegiatan menulis itu sebagai sesuatu yang mengalir alami tanpa beban. Menulis itu bebas, menulis itu lepas.
Imam Chumedi, KBC-28