Mohon tunggu...
Kholil Rokhman
Kholil Rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - IG di kholil.kutipan

Manata hati merawat diri

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dari Tukang Kebun Jadi Bintang

30 Oktober 2017   23:15 Diperbarui: 30 Oktober 2017   23:23 1620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Julio Cruz, sumber foto Getty

Kisaran 24 tahun lalu, cerita itu mulai bergulir. Lelaki bertinggi 190 cm ini pemotong rumput di area milik klub Banfield, sebuah klub sepak bola dari Argentina. Keseharian itu dilakukan seraya kadang menonton aksi tim Banfield.

Nasib berubah dan tak pernah bisa ditebak. Seperti dikutip dari sportspundit, pada sebuah kesempatan, Oscar Lopez, pelatih Banfield memanggil lelaki ini. Lelaki jangkung ini diminta bermain sepak bola, mengisi posisi pemain yang tidak bisa bermain. Sinar kebintangan seperti terpancar dari tukang kebun ini. Kelak pemain ini dijuluki El Jardinero alias tukang kebun.

Bergegaslah Banfield mengontrak lelaki bernama lengkap Julio Ricardo Cruz ini. Cruz menjadi pendobrak pertahanan lawan. Jangkungnya Cruz membuatnya unggul dalam bola-bola atas. Tiga tahun Cruz merumput di Banfield.

Di musim 1996-1997, peruntungan Cruz menjadi-jadi. Dia dipinang River Plate, salah satu klub besar dalam sejarah persepakbolaan Argentina. Hanya satu tahun memang Cruz di River Plate. Tapi itu sudah cukup membuat namanya melangit.

Bersama River Plate dia membuat 16 gol dan ikut membawa Los Millonarios menjadi juara Liga Argentina. Penciuman Feyenoord sampai juga ke Buenos Aires. Klub asal Belanda itu memutuskan menggaet Cruz. Tiga musim di Feyenord, Cruz membuat 45 gol, membantu De Stadionclub juara Liga Belanda musim 1998-1999.

'Kasta' Cruz sebagai pemain sepak bola makin naik ketika dia berlabuh di Liga Italia. Saat itu, di awal dekade 2000-an, Liga Italia adalah liga terbaik di dunia. Di sana, banyak pemain kelas dunia bertarung. Cruz memang hanya bermain untuk Bologna, klub medioker di Italia. Tapi itu sudah cukup membuat dunia terbelalak, bagaimana kemampuan Cruz.

Di Bologna, Cruz membuat 27 gol dalam tiga musim. Setelahnya, kariernya makin melangit karena bermain untuk raksasa dari Milan, Inter Milan. Enam musim dia bermain untuk tim biru hitam. Cruz ikut serta membawa Inter juara Liga Italia empat kali, dua kali juara Coppa Italia, dan tiga kali juara Piala Super Italia. Cruz mengakhiri karier di Lazio pada 2009-2010 ketika sudah berusia 36 tahun.

Di masa Cruz, Argentina masih memiliki striker kelas dunia, seperti Gabriel Batistuta, Diego Milito, Hernan Crespo, atau calon bintang kala itu, Javier Saviola. Namun, Cruz bisa menyelinap masuk skuat Argentina.

Dia dipanggil Timnas Argentina pertama kali pada 1997. Bagi seorang striker, karier Cruz di Timnas Argentina memang tak menterang. Namun, dia mampu sampai 11 tahun membela Argentina dengan membuat tiga gol dalam 22 pertandingan. Dia menjadi bagian Timnas Argentina di Piala Dunia 2006. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun