Mohon tunggu...
Kholilurrahim Sutopo
Kholilurrahim Sutopo Mohon Tunggu... -

Glory , Glory , Man . United !

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Minimnya Tenaga PLB di Indonesia

27 Agustus 2014   20:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:22 851
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Minimnya Tenaga Pendidikan Luar Biasa

Pekanbaru,24/9 (ANTARA) -Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, mengatakan, saat ini Riau masih kekurangan banyak guru tamatan Sarjana Pendidikan Luar Biasa (PLB), sehingga guru yang mengajar murid SLB saat ini kebanyakan diambil dari non PLB.

"Saat ini guru tamatan PLB untuk tenaga pengajar di SLB masih sangat minim," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Irwan Effendi, Jumat.

Dia menjelaskan akibat kurangnya tenaga pengajar tersebut terpaksa saat ini tenaga pengajar untuk sekolah berkebutuhan khusus seperti Sekolah Luar Biasa (SLB) masih didominasi guru tamatan non PLB.

"Jadi hampir rata-rata guru yang mengajar di SLB adalah guru yang bukan seharusnya,"tegasnya.

Menurut dia, keterbatasan tenaga pendidik tamatan PLB karena di Sumatera ini, hanya ada satu universitas yang memiliki jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) yakni di Univesitas Negeri Padang (UNP).
Sementara jumlah sekolah SLB yang tersebar di pulau Sumatera, jumlahnya sangat banyak, kondisi ini otomatis membutuhkan jumlah guru yang banyak juga.

"Faktor ini juga yang mempengaruhi minimnya sarjana pendidikan luar biasa. Apalagi, teknik mengajar guru SLB lebih sulit jika dibandingkan guru umum karena siswa SLB sulit diajak untuk belajar mandiri," katanya.

Dia mengatakan, selain kekurangan guru saat ini anak berkebutuhan khusus masih banyak yang belum tersentuh pendidikan karena kurangnya pemahaman orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus ini untuk memberikan pendidikan yang layak dan sesuai kebutuhannya

Sementara itu, Kasi PLB Disdik Riau, Elvira Yuaningtias, mengatakan dengan masih minimnya guru berijazah PLB, terpaksa guru tamatan non PLB yang bersedia direkrut untuk mengajar di sekolah SLB.

Dari artikel yang saya kutip di antarariau.com di atas yang menjelaskan tentang kurangnya tenaga pendidikan luar biasa di beberapa daerah yang ada di Indonesia,dalam artikel tersebut menjelaskan tentang kurangnya tamatan non PLB yang bekerja di SLB dan kurangnya universitas yang memiliki jurusan PLB dan hal itu mengakibatkan anakberkebutuhan khusus belum tersentuh pendidikan karena kurangnya tenaga pendidikan luar biasa dan masih banyak orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus kurang memahami betapa butuhnya anaknya mendapatkan pendidikan yang layak dan sesuai kebutuhannya.

Ada beberapa solusi yang akan saya jabarkan di bawah agar para ABK mendapat perhatian lebih dari pemerintah.

1. 1. Menteri pendidikan harus mewajibkan kepada setiap universitas yang ada di Indonesia untuk memiliki jurusan pendidikan luar biasa

2. 2. Pemerintah harus memberikan informasi kepada seluruh orang tua di Indonesia tentang pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus

3. 3. Tenaga pendidikan luar biasa yang saat kini sudah ada harus memberikan informasi yang menarik kepada calon mahasiswa untuk menarik minat para calon mahasiswa agar terjun ke dunia PLB.

Dan besar harapan saya agar tenaga pendidikan luar biasa bertambah banyak dan tentunya berkualitas demi anak berkebutuhan khusus yang harus mendapatkan pendidikan yang layak dan sesuai untuk mereka.

Nama: Kholilurrohim
NIM: 1335143143
Fakultas: Fakultas Ilmu Pendidikan
Jurusan: Pendidikan Luar Biasa UNJ 2014
Referensi: http://antarariau.com/berita/11326/riau-kekurangan-guru-tamatan-plb.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun