Mohon tunggu...
Khoirul Mustofa
Khoirul Mustofa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa KPI

Menulis Akan Memperpanjang Umur kunjungi juga blog saya pribadi kita akan menjelajahi tata cara yang baik dalam berkomunikasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menyikapi Kemajuan Ilmu Pengetahuan

7 Januari 2021   19:57 Diperbarui: 7 Januari 2021   20:04 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Pexels/ Maxime Prancis

"Allah yang telah menjadikan malam bagi kamu supaya kamu menenteramkan diri padanya dan siang benderang. Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyai karunia atas manusia; akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur." 

Dilansir dari tafsir Al-Azhar beliau Hamka menjelaskan maksud surat Al-Mu'min ayat 6 bahwa Allah menganugerahkan aneka warna kemudahan bagi manusia. 

Tetapi ada juga manusia yang tidak bersyukur atas karunia Allah itu. Dia pun lalai dan lengah, bahkan ada yang durhaka. Penulis teringat akan seorang filsuf Jerman Friedrich Nietzsche, dengan salah satu perkataannya yang sangat kontroversial dia mengatakan bahwa " tuhan sudah mati."

Sifat sombong tersebut berlandasan bahwa manusia sudah tidak lagi butuh tuhan, dengan akalnya manusia sudah bisa menghasilkan berbagai perangkat teknologi, yang memudahkan setiap pekerjaan. 

Memandang pemikiran itu ada di sebagian umat Islam yang sangat alergi terhadap kemajuan, dia meminta anaknya untuk tidak banyak belajar filsafat karena pada akhirnya akan menjadikan si anak anti-tuhan. Apakah hal tersebut sesuatu yang benar? Lalu bagaimana sikap kita terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang saat ini berkembang?

Akal Manusia Terbatas

Bagaimanapun tingginya manusia, tidaklah ada manusia itu yang menciptakan sendiri pengetahuan itu. Ada pendapatan-pendapatan baru hasil bebas dan selidik manusia, sehingga manusia telah terbang di udara, menyelam di lautan, terbang ke bulan. Manusia telah mendapat telepon, telegraf, televisI, listrik dan lain--lain. 

Cobalah pikirkan, bukankah semuanya itu hasil pencarian? Yaitu mencari rahasia yang tersembunyi? Tegasnya ialah bahwa sebelum manusia mengetahuinya, hukum dan dalil dari yang diselidiki itu telah ada! 

Cuma manusia belum tahu. Inilah yang menandakan bahwa kemampuan akal manusia terbatas, ia tidak bisa menciptakan hukum akan, tetapi menemukan hukum dengan proses penyelidikannya.

Sikap Umat Islam dalam Memandang Ilmu Pengetahuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun