OLEH: Khoeri Abdul Muid
Di tengah dunia yang keras, banyak orang mengira kekuatan hanya ada pada kekerasan, otot, atau kekuasaan. Padahal, leluhur Jawa mewariskan pitutur bijak: "Sura dira jayaningrat lebur dening pangastuti." Artinya: segala kekuatan, amarah, dan keangkaramurkaan bisa luluh oleh kelembutan hati.
Pangastuti: Lemah Lembut yang Mengalahkan Kekerasan
Falsafah Jawa ini mengajarkan bahwa kelembutan bukan kelemahan. Justru kelembutan hati bisa meluluhkan kebencian, meredakan konflik, bahkan mengalahkan kekerasan.
Seperti air yang tampak lembut tapi mampu melubangi batu, pangastuti menjadi kekuatan yang sering diremehkan, padahal sangat dahsyat.
Perspektif Islam: Lemah Lembut Bagian dari Iman
Rasulullah SAW dikenal sebagai pribadi yang penuh kelembutan. Allah berfirman:
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." (QS. Ali Imran: 159)
Nabi juga bersabda: "Sesungguhnya kelembutan itu tidaklah ada pada sesuatu kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah dicabut dari sesuatu kecuali akan memperburuknya." (HR. Muslim).
Islam menegaskan bahwa kelembutan adalah kekuatan moral yang lebih tinggi daripada kekerasan fisik.