Mohon tunggu...
Khasbi Abdul Malik
Khasbi Abdul Malik Mohon Tunggu... Guru - Gabut Kata.

Panikmat Karya dalam Ribuan Tumpukan Kertas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dua Wasiat Bapak

15 November 2017   07:10 Diperbarui: 15 November 2017   08:09 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
contohpantunpuisicerpen.blogspot.co.id

Dua wasiat yang akan di berikan Bapak Heru kepada kedua anaknya, Majid dan Adam. Wasiat ini disampaikan ketika Bapak Heru sebelum meninggal yang berbunyi, pertama "Nak .. kalian apabila bekerja jangan pernah terkena terik matahari. Kedua "Nak .. jangan pernah menagih hutang, apabila kalian memberi pinjaman uang kepada teman-teman. Kedua wasiat ini didengar langsung oleh Majid dan Adam. Majid anak pertama sekarang sudah tamat sekolah, ia membuka toko baju di salah satu kota Bekasi. Sedangkan Adam anak keduanya sudah bekerja di Petamina, Jaksel.

Majid ketika bekerja ia teringat wasiat yang pertama 'bekerja jangan terkena terik matahari'. Setiap kali pergi ke toko ia berangkat jam 05.30 WIB setelah melaksanakan shalat subuh. Dan tokonya tutup ketika langit telah gelap. Ia juga tidak lupa dengan wasiat yang kedua 'jangan menagih hutang'. Modal yang diperoleh setiap bulannya tidak pernah ia pinjamkan ke teman-teman. Tapi apa yang dikerjakan?. Modal bulanan yang ia peroleh ia tabung. Kebiasannya ini terus ia kerjakan dengan senang hati.

Dan Adam juga tidak lupa dengan wasiat bapaknya. Wasiat 'bekerja jangan terkena terik matahari' ia laksanakan. Setiap kali berangkat bekerja ia berangkat 08.00 WIB, karena teringat wasit tersebut ia berangkat dengan menggunakan Taksi. Tarif kendaraan Taksi tidak murah, bisa menghabiskan uang bulanannya. 'jangan pernah menagih hutang, apabila memberi pinjaman' wasiat kedua yang terdengar ditelinga adam. Selama mendapatkan uang bulanan dari hasil kerjanya, uangnya selalu habis untuk dipinjamkan kepada teman-tamannya. Dan ia tidak pernah managihnya, karena teringat wasiat itu.  

Dan apa yang terjadi setelah kedua anak tersebut pulang ke kampung halamannya. Ibu riang ketika melihat si majid sudah menjadi orang besar karena suka menabung. Tetapi duka ibu kepada Adam, ia pulang dengan sandangan seperti pengemis.  Inilah dua wasiat yang di tanggapi berbeda oleh kedua anak tersebut; Majid dan Adam.    

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun