Mohon tunggu...
Khasbi Abdul Malik
Khasbi Abdul Malik Mohon Tunggu... Guru - Gabut Kata.

Panikmat Karya dalam Ribuan Tumpukan Kertas.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pengalaman Gagal Konferensi Luar Negeri

14 November 2017   22:56 Diperbarui: 14 November 2017   23:04 875
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memang bisa ke Luar Negeri adalah sesuatu yang bergengsi menurut beberapa orang, tapi tidak bagi yang lainnya. Hal ini pun pernah saya rasakan ketika ikut serta dalam konferensi YEES (Youth Education & Intrepreneurship Summit) 2017 di Istanbul, Turki. Bangga sih bisa ikut, yakin juga bisa berangkat. Tetapi semua sirna sekejap.

Acara YEES diselenggarakan pada tanggal 21 -- 25 September 2017, saya sudah 3 bulan sebelum ini mendapatkan kabar abstrak yang dikirim diterima. Rasanya bangga, sampai saya mempromosikannya kepada teman-temen, spontanitas. Namun, ternyata gagal berangkat. Setelah selang waktu setelah acara, ternyata saya baru paham sistematika abstrak peserta yaitu pasti diterima, karena YEES didirikan masih tergolong baru dan membutuhkan banyak peserta.

Perjalanan Mencari Rupiah

Dalam acara ini, dibutuhkan sekitar 14 juta untuk pesawat pergi-pulang, hotel, dan lainnya. Nominal ini, bagi mahasiswa bukan jumlah yang sedikit tetapi tergolong banyak. Maka, saya pun terus berdoa dan istikharah untuk tetap maju hingga saya mengajukan Sponsorship ke berbagai perusahaan ternama di Indonesia, walhasil nihil. Tidak ada satu perusahaan pun yang memberi kesempatan sponsor untuk keberangkatan acara ini.

Kegagalan sponsor tersebut disebabkan karena kriteria sponsopship tidak sesuai dengan perusahaan. Maka, bagi yang ingin mengirimkan sponsorship ke beberapa perusahaan ternama pahami tentang visi dan misi, terutama dalam prihal penggalangan dana yang bersifat pribadi. Karena pengajuan proposal sponsorship saya bersifat pribadi, sulit untuk bisa diterima oleh perusahaan.

Ketika pengajuan di salah satu perusahaan, tidak ada respon. Saya pun terus optimis mengajukan lagi dan lagi. Namun, tetap saja nihil hasilnya. Ada beberapa perusahaan merespon seperti, mereka menganjurkan datang ke kantor pusat di Jakarta, tapi tetap saja ketika datang ke sana hasilnya nihil, mereka belum bisa mensponsori.

Saat itu, saya tidak sendiri. Saya memiliki patner penggalangan dana yaitu Fatturoyhan, sahabat satu perjuangan saya saat di pesantren. Saya dan dia terus mencari solusi untuk mencari dana sebesar yang tercantum. Habatnya, Fattur berhasil melangkah lebih dahalu saat acara tersisa 1 belum, dia sudah mempersiapkan; Paspor, Visa, Tiket, dan lainnya. Bagaimana dengan saya?

Masalah Mengajariku    

Saat patner saya sudah siap berangkat, saya masih mempersiapkan diri untuk paspor dan dana tiket. Sebelumnya, saya pernah mencoba ke Universitas, tapi belum bisa memberikan dana. Pada akhirnya, saya melihat ada sesuatu yang menarik pada web kitabisa.com. Di dalamnya tersedia untuk penggalangan dana apa-pun dengan syarat dan ketentuan yang terlampir. Kemudian saya coba.

Apa yang terjadi? Setelah selang beberapa waktu, link penggalangan dana saya share ke berbagai group Whatsapp. Naasnya, apa yang saya lakukan adalah kekeliruan yang luar bisa. Pertama, saya terlalu banyak menyantumkan nominal dana, sehingga sempat saya berdebat dengan rekan di group. Kedua, penggalangan dana ini terbilang mengemis. Ketika, saya membawa nama instansi atau universitas di dalamnya.

Akhirnya, kabar ini terdengar oleh wakil rektor universitas, dan langsung memberi peringatan lewat pembimbing saya di kampus. Waktu itu saya merasa jatuh-sejatuh-jatuhnya, sempat beberapa jam saya renungkan terkait hal ini. Kemudian, langsung saya membuat tulisan klarifikasi permohonan maaf kepada pihak-pihak instansi dan menghapus penggalangan dana di web kitabisa.com.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun