Mohon tunggu...
kharisma dwi ramadhani
kharisma dwi ramadhani Mohon Tunggu... mahasiswa

Mahasiswa Teknik Sipil

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sistem Plumbing Air Hujan pada Gedung Bertingkat: Solusi Efisien dan Ramah Lingkungan

1 Juli 2025   21:25 Diperbarui: 1 Juli 2025   21:25 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kharisma Dwi Ramadhani, Twin Tower Universitas Diponegoro, PT. PP (Persero) Tbk

Sistem plumbing air hujan merupakan bagian penting dari infrastruktur sanitasi sebuah gedung bertingkat. Peran utamanya adalah mengalirkan air hujan dari atap bangunan menuju saluran pembuangan dengan aman dan efisien, tanpa menimbulkan genangan, kerusakan struktur, maupun gangguan lingkungan. Sistem plumbing air hujan yang baik berkontribusi besar terhadap pengelolaan sumber daya air.

Berdasarkan hasil analisis pada proyek Twin Tower Universitas Diponegoro yang dikerjakan oleh PT. PP (Persero) Tbk, Air hujan beperan sebagai Rain Water yang dapat dimanfaatkan untuk diolah kembali melalui system water treatment plant dan dikirim untuk supply air bersih Ground Water Tank (GWT) dan sebagai supply GWT Hidrant disaat sumber GWT berkurang. Sehingga dapat mengurangi pemekaian sumber air PDAM. Penggunaan system seperti ini juga sejalan dengan prinsip green building.

Komponen utama dalam sistem plumbing air hujan mencakup roof drain sebagai titik penangkap air hujan, pipa vertikal (riser) yang mengalirkan air ke bawah, serta pipa horizontal yang membawa air menuju Rain Water Tank (RWT) jika kemudia RWT sudah penuh maka air hujan dialirkan ke saluran kota. Sistem ini bekerja berdasarkan prinsip gravitasi, sehingga tidak membutuhkan pompa dalam proses pengaliran air.

Desain system plumbing air hujan harus mempertimbangkan berbagai faktor teknis, seperti intensitas curah hujan, luas area atap, tinggi bangunan, jenis material pipa, serta kemiringan saluran agar aliran tetap lancar. Pada bangunan bertingkat tinggi, tekanan air dalam riser juga perlu diperhitungkan untuk menghindari tekanan balik atau kerusakan sambungan. Oleh karena itu, pemilihan diameter pipa dan posisi roof drain harus dirancang secara cermat agar sistem dapat bekerja secara optimal.

Dalam implementasinya, terdapat beberapa pendekatan sistem pembuangan air hujan, antara lain sistem terbuka dengan talang luar, sistem tertutup yang seluruh komponennya berada di dalam bangunan, sistem resapan yang memungkinkan air diserap kembali ke dalam tanah, serta sistem penampungan yang mengalirkan air ke tangki untuk pemanfaatan ulang. Setiap sistem memiliki kelebihan masing-masing dan dapat disesuaikan dengan kondisi tapak, kebutuhan bangunan, serta kebijakan pengelolaan air setempat.

Secara keseluruhan, sistem plumbing air hujan pada gedung bertingkat harus dirancang dan dipelihara dengan baik agar mampu memenuhi fungsinya secara maksimal. Sistem ini, meski tersembunyi, memainkan peran krusial dalam menjaga keberlangsungan struktur, mendukung konservasi air, dan mengurangi dampak lingkungan dari pembangunan vertikal. Dalam era pembangunan yang semakin sadar lingkungan, sistem air hujan yang efisien dan ramah lingkungan adalah bagian integral dari arsitektur masa depan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun