Mohon tunggu...
Khanifa Khasna
Khanifa Khasna Mohon Tunggu... Mahasiswa - 🌸

a college-student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melihat Dunia dengan Membaca

22 Mei 2021   07:42 Diperbarui: 22 Mei 2021   07:51 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
via edukasi.kompas.com

Buku merupakan jendela dunia, artinya dengan membaca kita bisa membuka jendela dunia. Dengan membaca buku kita mengetahui banyak pengetahuan tentang dunia yang sebelumnya tidak pernah kita ketahui. Dan membaca mampu meningkatkan daya ingat kita, menambah kosakata, dan dapat melihat dunia dari pengalaman orang lain.

Namun sayangnya, minat pembaca buku di Indonesia sangat minim. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah, yakni hanya 0,001%. Yang berarti, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang gemar membaca. dan berdasarkan hasil survey Program for International Student Assessment (PISA) yang dirilis oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) di tahun 2019, Indonesia menduduki peringkat ke-62 dari 70 negara sebagai negara yang mempunyai tingkar literasi yang rendah

Hal ini sangat di khawatirkan akan berdampak terhadap kemajuan negara. Karena literasi, mempengaruhi wawasan dan kompetensi seseorang sehingga minimnya tingkat literasi menjadi penyebab kekhawatiran tidak bisa berkembang dan bersaingnya negara. Karena telah dibuktikan, bahwa bangsa dengan budaya literasi yang tinggi akan mampu berkolaborasi, berpikir kritis, kreatif, komunikatif, sehingga mampu memenangi persaingan global.

Pada zaman ini, kita sudah merasakan perkembangan teknologi sudah semakin canggih dan cepat ditambah kemudahan untuk mengakses informasi melalui internet. Namun, Hal ini menjadi penyebab sulitnya meningkatkan minat baca pada masyarakat karena banyak masyarakat yang menggunakannya untuk melihat media sosial, menonton film bahkan bermain game online yang kegiatan tersebut hanya membuang-buang waktu.

Miris nya, dilansir dari data perpustakaan nasional RI 2015 menunjukkan hanya 10% masyarakat Indonesia dengan umur dibawah 10 tahun yang gemar membaca. dan 90%-nya lebih suka menonton. Padahal dengan membaca kita bisa membuka, memperluas wawasan dan pengetahuan dalam berbagai bidang dan dapat mengasah kemampuan berpikir kritis seseorang.

Peran orang tua pun sangat penting. Orang tua adalah pendidik utama anak. Apabila anak sejak dini sudah di didik untuk dibiasakan membaca, hal itu akan terbawa hingga dia dewasa. Karena dengan membaca daya kemampuan berpikir anak pun akan terasah, sehingga anak akan terus mencari tau lebih dalam lagi. Namun sebaliknya, apabila orang tua tidak membiasakan anak untuk membaca, hingga dewasa pun anak akan malas membaca.

Selain peran orang tua, peran sekolah juga sangat penting dalam meningkatkan literasi. Sekolah adalah fasilitator dalam menggerakkan literasi. Tidak hanya menyediakan buku-buku yang lengkap diperpustakaan, sekolah sebagai fasilitator dapat mengadakan event sehingga dapat meningkatkan minat baca siswa . Tetapi, hal ini tidak bisa dirasakan oleh semua sekolah yang ada di Indonesia. Dengan infrastruktur Pendidikan yang belum merata, banyak sekolah yang tidak bisa mendapatkan fasilitas yang lengkap dan nyaman. Hal ini menjadi tugas untuk pemerintah guna memajukan Negara Indonesia

Refrensi
https://www.harianbhirawa.co.id/membaca-membangun-peradaban-bangsa/

https://www.padangekspres.co.id/2020/11/peran-satuan-pendidikan-dalam.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun