Mohon tunggu...
Khanan Yusuf
Khanan Yusuf Mohon Tunggu... freelance writer

perpaduan antara bidadari, astronot dan film india, data dan empati, antara rapat dan rebahan, antara policy brief dan lontong ndekem dari Pemalang

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Maraknya Pedagang Hewan Qurban Menjelang Idul Adha: Antara Tradisi, Ekonomi dan Regulasi

6 Mei 2025   10:29 Diperbarui: 8 Mei 2025   11:02 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kambing Qurban (doc Pribadi)

Langkah ini tentu bukan tanpa gesekan. Banyak pedagang mengeluh kesulitan mendapatkan lahan yang strategis dan sesuai aturan. Di sisi lain, pemerintah ingin menjaga wajah kota tetap tertib dan nyaman bagi semua warga.

Pemeriksaan Kesehatan Hewan Jadi Fokus

Isu kesehatan hewan juga mendapat sorotan. Pasca merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dalam beberapa tahun terakhir, dinas peternakan di berbagai daerah memperketat jalur distribusi hewan kurban. Hewan yang masuk ke wilayah seperti Jawa Barat wajib dilengkapi Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH), dan akan diperiksa di titik-titik perbatasan.

Langkah ini penting untuk memastikan hewan yang dikurbankan benar-benar sehat dan aman dikonsumsi. Pemerintah juga mengimbau masyarakat untuk membeli hewan dari penjual yang terdaftar dan mengikuti protokol kesehatan hewan.

Tradisi dan Bisnis: Dua Sisi Satu Fenomena

Maraknya pedagang hewan kurban setiap menjelang Idul Adha tidak sekadar menjadi rutinitas tahunan, melainkan sebuah fenomena sosial-ekonomi yang kompleks. Di satu sisi, ia menunjukkan kuatnya tradisi dan religiositas masyarakat Indonesia. Di sisi lain, ia membuka peluang ekonomi yang signifikan, terutama bagi kelompok informal dan peternak kecil.

Namun, agar fenomena ini tetap berjalan dengan tertib dan memberi manfaat optimal, perlu ada keseimbangan antara kebebasan berdagang, perlindungan konsumen, dan penegakan aturan. Pemerintah daerah, organisasi masyarakat, dan pedagang sendiri perlu berkolaborasi dalam menjaga kelancaran kegiatan kurban---sehingga bukan hanya nilai spiritual yang tercapai, tetapi juga kesejahteraan sosial dan ekonomi yang lebih luas.

Penutup

Menjelang Idul Adha , maraknya pedagang hewan kurban adalah cermin dari semangat berbagi dan peluang ekonomi masyarakat Indonesia. Di balik hiruk-pikuk pasar musiman ini, tersimpan cerita-cerita perjuangan, kreativitas, hingga pengabdian kepada tradisi. Dan seperti hewan kurban itu sendiri, momen ini mengingatkan kita bahwa pengorbanan, jika dilakukan dengan niat yang tulus, akan selalu membawa keberkahan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun