Mohon tunggu...
Khalishah Surend Mahmud
Khalishah Surend Mahmud Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ekonomi Pembangunan UPN Veteran Jakarta

Saya Mahasiswa dari UPN Veteran Jakarta angkatan 2020

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Varian Delta Belum Berakhir, Haruskah Pembelajaran Tatap Muka Diadakan?

27 Oktober 2021   16:24 Diperbarui: 1 November 2021   17:50 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Bogoronline.com/Tasya (2021)

Memasuki akhir tahun 2021, jejak pandemi covid-19 masih belum berakhir sejak Maret 2020 lalu. Kasus penyebaran covid-19 ini masih menjadi obrolan terhangat masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Sampai detik ini, menurut data yang tercatat oleh Satgas Covid-19 (26/10/2021) total keseluruhan kasus positif yang terkonfirmasi sebanyak 4.241.090 kasus. Dari total tersebut, grafik penambahan kasus di Indonesia terus menurun sejak Juli 2021.

Tampaknya dengan penurunan kasus covid-19, pemerintah optimis memperbolehkan sekolah mengadakan tatap muka yang sebelumnya mengalami hambatan. Pasalnya, sejak Maret 2020 pemerintah memberlakukan kebijakan belajar di rumah saja sebagai salah satu upaya untuk memperkecil penyebaran virus Covid-19. Pemerintah membatasi kegiatan yang membuat kerumunan dan berinteraksi dengan dunia luar.

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah membuat masyarakat jenuh, karena sekolah dari rumah menuai pro kontra. Masyarakat terutama dari kalangan pelajar mengeluhkan tidak dapat menerima pelajaran dengan baik dan tidak dapat fokus seperti belajar di sekolah. Tidak hanya itu, banyak orang tua yang mengeluhkan sekolah dari rumah, dengan berbagai alasan orang tua tidak menyanggupi jika secara terus-menerus sekolah dilakukan dari rumah.

Pemerintah Indonesia, khususnya Kementrian Pendidikan, Kebudayan, Riset, dan Teknologi memanfaatkan hal ini untuk melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Menurut Kementerian Pendidikan, Kebudayan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim mengatakan bahwa Kemendikbudristek menginginkan agar sekolah tatap muka terbatas segera dilakukan.

Tatap muka sudah berjalan sebanyak 30% secara tiba-tiba varian covid-19 delta mengancam Indonesia. Varian Delta merupakan varian yang paling mengkhawatirkan. Varian Delta merupakan varian dari virus Covid-19 yang muncul karena adanya virus Corona yang bermutasi. Varian ini dilaporkan pertama kali muncul di India pada Juni 2021 lalu.

Varian delta masuk ke Indonesia sejak Juli 2021 sehingga kasus penyebaran covid mengalami peningkatan. Dibandingkan dengan varian lain dari Covid-19, Covid-19 varian delta memiliki tingkat keparahan yang tinggi.

 “Varian delta bagi saya adalah yang paling mengkhawatirkan karena peningkatan penularannya.” kata Kerkhove (Kepala Unit Penyakit Baru WHO) dikutip dari CNBC.

Terdapat beberapa laporan kasus mengenai varian delta, disebutkan bahwa banyak pasien Covid-19 yang terkena varian delta membutuhkan perawatan dirumah sakit dibandingkan dengan pasien Covid-19 jenis lain.

Varian Delta membuat jumlah pasien melonjak. Pihak rumah sakit kesulitan menangani pasien-pasien yang terus berdatangan. Varian Delta ini sangat berbahaya dan dapat menyebabkan komplikasi kepada pasien yang memiliki penyakit bawaan. Selain itu, varian delta lebih mudah menginfeksi lansia dan anak-anak.

Dengan adanya kasus lonjakan tersebut, pemerintah memberlakukan PPKM darurat di Jawa dan Bali. Pemberlakuan PPKM darurat, masyarakat dilarang beraktivitas di luar rumah. Kegiatan perkantoran dilaksanakan 100% work from home. Penerapan kebijakan PPKM berhasil dilaksanakan dengan baik dan mengurangi penyebaran virus korona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun