Batang, (08/08/2020) Covid-19 menyebabkan bermacam kegiatan yang melibatkan khalayak ramai, terpaksa dibatalkan. Tidak terkecuali kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang biasa dilakukan setiap tahunnya. Universitas Diponegoro atau dikenal dengan UNDIP menyelenggarakan KKN yang berbeda dari biasanya. KKN TIM II UNDIP Tahun 2020 dilaksanakan didaerah masing-masing dan berfokus pada pencegahan virus Covid-19. KKN Tim II UNDIP dilaksanakan di Desa Dringo, Kecamatan Wonotunggal, Kabupaten Batang dan dihadiri oleh warga RT 01 RW 01. KKN pada periode ini mengusung tema "pemberdayaan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 berbasis pada tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGS)" yang dilaksanakan pada 5 Juli sampai 15 Agustus 2020.
Semenjak timbulnya pandemi Covid-19, membuat warga memiliki banyak waktu luang dirumah, namun pendapatan juga menurun akibat melambatnya roda ekonomi imbas dari pandemi ini. Sehingga perlu diisi dengan kegiatan yang berfaedah dan bisa membantu meningkatkan perekonomian warga Desa Dringo. Â Oleh sebab itu, mahasiswa yang bernama Khalimatus Sa'diyah selaku mahasiswa KKN Tim II UNDIP merancang program yang bermanfaat untuk mengisi waktu luang dengan membuat pupuk organik cair dan budidaya hidroponik.
Program KKN yang pertama yaitu pelatihan pembuatan pupuk organik cair (POC) dari limbah air cucian beras. Kebutuhan nutrisi tanaman tetap perlu diperhatikan untuk mendukung pangan di masa Pandemi Covid-19. Akan tetapi harga pupuk anorganik tidaklah murah, sedangkan ditengah pandemi Covid kita harus meminimalkan pengeluaran. Oleh karena itu diharapkan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan secara mandiri dengan membuat pupuk sendiri. Ibu rumah tangga banyak yang belum tau kalau air cucian beras dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik. Hal ini karena limbbah air cucian beras memiliki kandungan unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan oleh tanaman. POC memiliki banyak kelebihan diantaranya yaitu dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi, mengandung zat pengatur tumbuh (ZPT) yang dappat meningkatkan pertumbuhan tanaman serta meningkatkan ketahanan tanaman dari serangan organisme penganggu tanaman. Alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan POC yaitu baskom, botol 1 liter, corong, air cucian beras, gula pasir dan EM-4. Cara pembuatannya yaitu dengan mencampurkan bahan seperti air cucian beras, 1 sdm gula pasir dan 1 tutup botol EM-4 kemudian dimasukkan ke dalam botol dan ditunggu sampe 7 hari sampai memiliki bau khas seperti tape.
Program selanjutnya yaitu budidaya tanaman sayur secara hidroponik. Di era pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, masyarakat harus benar-benar menerapkan pola hidup sehat sebagai upaya meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak tertular virus Covid-19. Salah satunya dengan mengkonsumsi makanan-makanan bergizi, seperti sayur-sayuran. Teknik hidroponik dipilih karena di Desa Dringo mayoritas tidak memiliki lahan yang luas untuk bertanam, sehingga hidroponik sebagai alternatif untuk melakukan penanaman. Jenis hidroponik yang dipilih yaitu sistem wick (sumbu), hal ini karena modelnya sederhana dibandingkan dengan model lainnya, alat dan bahan yang dibutuhkan tidak sulit untuk didapat, serta mudah perawatannya. Alat yang digunakan yaitu solder, sterofoam, bak, gelas plastik, kain flanel, Tahapan teknik budidaya sayur secara hidroponik diantaranya yaitu penyiapan media, penyemaian benih, pembuatan larutan AB Mix, penanaman atau pindah tanam, perawatan dan panen.