Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pernah menempatkan  Indonesia sebagai negara ketiga dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Asia pada tahun 2017.
Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2019, angka stunting di Indonesia mencapai 30,8%. Sementara target WHO, angka stunting tidak boleh lebih dari 20%.
Stunting adalah ketika balita lebih pendek dari standart tinggi badan seumur nya.
Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi dalam waktu yang lama dari 1000 hari pertama kehidupan, dari janin hingga anak sampai berusia 2 tahun.
Perkembangan otak dan fisik pada anak stunting menjadi terhambat.
Stunting pada anak dapat mempengaruhinya dari ia kecil hingga dewasa. Seiring dengan bertambahnya usia anak, stunting dapat menyebabkan berbagai macam masalah, di antaranya:
1. Kecerdasan anak di bawah rata-rata sehingga prestasi belajarnya tidak bisa maksimal.
2. Sistem imun tubuh anak tidak baik sehingga anak mudah sakit.
3. Anak akan lebih tinggi berisiko menderita penyakit diabetes, penyakit jantung, stroke, dan kanker.
Stunting dapat dicegah dengan memastikan kesehatan dan kecukupan gizi, dari 1000 hari pertama kehidupan, diantara nya :
1. Ibu hamil makan makanan bergizi yang seimbang, maka dari itu ibu hamil di sarankan mengkonsumsi makanan yang tinggi protein, tinggi kalori, tinggi mikronutrien.
2. Â Memberikan ASI EKSKLUSIF pada anak selama 6 bulan pertama.
3. Setelah anak melewati usia 6 bulan disarankan untuk memberikan anak makanan pendamping ASI, dan terus kan ASI sampai anak berusia 2 tahun.
4. Menjaga kebersihan sanitasi dan lingkungan.
5. Saat bayi masih tahap 1000 hari pertama kehidupan, jangan lupa untuk rutin mengungkapkan posyandu maupun fasilitas medis lainnya.
Jika Angka stunting dapat diturunkan pertumbuhan ekonomi dapat di tingkatkan. Ayo,! mari kita berperan aktif dalam mencegah stunting.!!
