Mohon tunggu...
Khairil Razali
Khairil Razali Mohon Tunggu... Dosen - Explorer

Ngampus di UIN Ar-Raniry Banda Aceh, suka travelling.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Silaturahmi Lebaran, Merawat Ukhwah yang Suci di Hari yang Fitri

9 Juni 2019   01:13 Diperbarui: 9 Juni 2019   01:44 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.dream.co.id

Jutaan umat muslim di Indonesia menjalani tradisi mudik atau pulang kampung sekali dalam setahunnya di hari raya Idul Fitri. Rutinitas tahunan yang di jalani oleh masyarakat muslim dengan meninggalkan tempat-tempat mereka berkarya untuk sesaat kembali ke tempat asal mereka berada. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk bersilaturrahmi atau berkumpul dengan sanak keluarga. Inilah keinginan yang hadir di dalam jutaan manusia muslim setiap lebaran Idul Fitri. 

Dengan berpeluh dan bersusah payah, banyak umat muslim berupaya memelihara silaturrahmi dengan mudik ke kampung halaman dengan menyeberangi pulau ke pulau, menempuh perjalanan darat yang kadang tak berkesudahan atau terbang dari satu bandara ke bandara yang lainnya, demi mempertahankan nilai-nilai silaturrahmi. Momentum Idul Fitri memainkan peran yang sangat penting berjalannya saling bersilaturrahmi antar sesama.   

Rutinitas mudik sebagai aktualisasi silaturrahmi dengan orang tua atau sahabat-sahabat lainnya, memberi nilai penting terus terjaganya rasa persaudaraan antar sesama muslim atau antar anggota keluarga. Lebaran Idul Fitri di anggap momen yang sangat sakral bagi seorang anak untuk pulang kampung menghabiskan lebaran dengan orang tuanya. Akan di anggap aneh bila seorang anak terutama yang belum berkeluarga memutuskan tidak kembali ke kampung halamannya di kala Idul Fitri. Karena fitrahnya adalah anak-anak berkempul dengan orang tua mereka di hari yang fitri. 

Di hari-hari lebaran idul fitri, "trafic" silaturrahmi atau berkunjung satu sama lain menjadi sedemikian meningkat antar sesama. Saudara berkunjung ke saudara yang lainnya, adik berkunjung ke abang-abangnya, murid-murid-murid berkunjung kepada gurunya, dll, yang kesemuanya adalah untuk menjaga nilai-nilai penghargaan dan kasih sayang serta keakraban antar umat muslim dengan orang-orang terdekatnya. Intinya, silaturrahmi tidak bisa begitu saja tergantikan dengan hadirnya kemajuan tekhnologi, akan tetapi nuansa pertemuan secara langsung akan lebih bermakna. 

Bagi anak-anak, momen-momen silaturrahmi ke ahli famili, memiliki tradisi tersendiri dimana akan ada kesempatan mendapat uang lebaran atau jajan. Inilah yang membedakan bagaimana silaturrahmi memikili peran yang penting bagi semua dalam banyak hal positif. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun