Mohon tunggu...
Kevin Reagen Sugiarto
Kevin Reagen Sugiarto Mohon Tunggu... Relawan - Tampan dan berwibawa

Jika melakukan sesuatu harus maksimal, jika tidak maka tidak usah sama sekali.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Curi Senjata Biologis Negara Lain, Bolehkah?

25 Agustus 2019   21:46 Diperbarui: 25 Agustus 2019   22:26 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Di artikel ini, saya akan membahas opini saya mengenai suatu permasalahan besaryaitu "Apakah negara maju boleh mengambil gen plasma nutfah dari negaralain untuk dikembangkan di negara sendiri?"

Sebelum masuk ke inti permasalahan,kita semua pasti sudah tahu apa itu arti dari reproduksi. Reproduksi adalahproses perkembangbiakan yang terjadi antara 2 individu untuk menghasilkanindividu baru yang bertujuan untuk melestarikan keturunan suatu spesies. Ada 2jenis reproduksi berdasarkan caranya; yakni dengan cara seksual (generatif) dancara aseksual (vegetatif).

Reproduksi generatif memerlukan sel sperma jantandan sel telur betina untuk melebur menjadi 1. Sedangkan reproduksi vegetatifadalah proses reproduksi di saat keturunan timbul dari orang tua tunggal, danmewariskan genetika dari satu orang tua saja.

Pada tumbuhan, reproduksi vegetatifmasih dibagi lagi menjadi vegetatif alami dan vegetatif buatan. Vegetatif alamiterjadi karena faktor alam seperti angin, air, dan hewan. Namun kali ini sayaakan membahas lebih rinci mengenai vegetatif buatan khususnya mengenai sistemkultur jaringan. Apa sih kultur jaringan itu? Seperti namanya, bisa diartikansebagai pembudidayaan jaringan.

Jelasnya, kultur jaringan adalah caramenghasilkan keturunan tanaman baru yang mempunyai sifat yang sama denganinduknya. Kultur jaringan ini dilakukan dengan cara mengembangbiakkan bagiantanaman tertentu (misal, akar, mata tunas, embrio) serta menumbuhkanbagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dalam wadah tertutup yang tembus cahaya. Kultur jaringan dilakukan untukmembuat bagian tanaman menjadi tanaman sempurnadikondisi in vitro. 

Awal mula perkembangan teknik kulturjaringan ini dimulai ketika ilmuwan bernama Schwann & Schleiden menemukan sifattotipotensi tumbuhan sel hidup yang menyatakan bahwa sel pada prinsipnya mampuberegenerasi menjadi tanaman lengkap. Teori totipotensi sel berarti setiap sel memiliki potensi genetik seperti sel zigot yaitumampu memperbanyak ataumembelah diri dan berdiferensiasi menjaditanaman lengkap.

Teori tersebut merupakan dasar dari pernyataan Haberlandt yangmengemukakan bahwa jaringan tanaman yang berasal dari bagian tanaman tertentudapat diisolasi dan berkembang menjadi tanaman normal dengan melakukan manipulasivarietas tertentu seperti kondisi lingkungan dan nutrisi yang diberikan. Meskipercobaan Haberlandt gagal, 3 ilmuwan bernamaHarrison, Burrows, dan Carrel berhasil mengkulturkan jaringan hewan dan manusiasecara in vitro antaratahun 1907-1909.

Keberhasilan teknik ini diaplikasikan sebagaisarana perbanyakan tanaman secara vegetatif pertama kali yaitu dengan memperbanyak akartanaman tomat. Selanjutnya di tahun 1939, tiga orangilmuwan bernama Gautheret, Nobecourt, dan Whiteberhasil menumbuhkan kalus tembakau dan wortel. Seusai PD II,perkembangan teknik kultur jaringan bertumbuh dengan pesatdan menghasilkan berbagai penelitian yang memiliki arti penting bagi duniahortikultura.

Setelah mengetahui hal di atas,sekarang pengertian totipotensi adalah kemampuan sel tumbuhan untuk membentuksuatu individu baru yang sempurna. Sifat totipotensi ini pada jaringan tumbuhandimanfaatkan untuk memperoleh keturunan secara seragam dalam jumlah banyak yangdapat dilakukan dalam jangka waktu yang relative singkat.

Karena sel-sel pada tumbuhan bersifat totipotensi yaitu memiliki potensi penuh maka hal itu dapat mempertahankanpotensi embrio untuk melakukan pembentukan padasemua bagian organisme secara matang.

Memang teknik kultur jaringan bisaditerapkan pada manusia, hewan, dan tumbuhan, namun mengapa tumbuhan lah yangpaling sering dibudidayakan dengan teknik ini bukannya hewan? Hal inidikarenakan oleh faktor totipotensi yang telah saya jelaskan di atas. Tingkattotipotensi tumbuhan lah yang paling tinggi yang menyebabkan penerapan teknikkultur jaringan dapat dilakukan dengan lebih mudah. 

Tentu saja teknik ini tidak akanterus berlanjut dari jaman ke jaman apabila tidak memiliki keuntungan. Berikutkeuntungan dari teknik kultur jaringan :

1) Menghasilkan keturunan baru dalamjumlah yang banyak dan memiliki sifat yang sama seperti induknya

2) Memperoleh tanaman baru yangbersifat unggul

3) Jumlah yang dihasilkan sangatbanyak, tidak memiliki batasan

4) Bibit tanaman bebas dari penyakit

5) Biaya pengangkutan relatif murah

6) Dilakukan dalam jangka waktu yangrelatif singkat

Memang banyak sekali keuntungannya,tapi tidaklah mungkin ada sesuatu di dunia ini yang sempurna, berikut kerugianyang didapat dari teknik kultur jaringan :

1) Membutuhkan modal awal yang relatifmahal yang dipergunakan untuk mendirikan laboratorium (agar steril) 

2) Membutuhkan SDM yang handal dalampenanganannya supaya mendapatkan hasil yang memuaskan

3) Akar tanaman hasil teknik ini kurang kokoh

Dari data di atas diperoleh bahwakeuntungan yang diperoleh dari teknik kultur jaringan lebih banyak dibandingkandengan kerugiannya, maka sekarang kita masuk ke dalam inti permasalahan, karenakemudahan pembudidayaan melalui teknik kultur jaringan, tidak heran bahwabanyak negara maju mengambil gen plasma nutfah dari negara lain untukdikembangkan sendiri.

Saya akan membuka pendapat saya dengan sebuah quote dariseorang fisikawan yang saya kagumi yatu Stephen Hawking, belia berkata"The remarkable fact is that the values of this numbers seem to have beenvery finely adjusted" yang bila diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi"Fakta yang luar biasa adalah bahwa angka-angka ini terlihat seperti sudahdiatur dengan sangat rapi".

Dari situ saya berpikir bahwa sejak awal, alamsemesta sudah diciptakan dengan keseimbangan yang sempurna. Ketika alam menjaditidak seimbang lagi seiring perjalanan waktu, alam sendiri yang akanmenyeimbangkan kembali seperti keadaan semula. Jadi , ada baiknya kita manusiatidak mengutak-atik susunan dari alam semesta ini atau justru kita yang akanmendapatkan konsekuensinya. 

Contoh kasus yang pernah terjadiadalah ketika ahli botani yang masuk ke Indonesia dan membawa gen plasma nutfaheceng gondok untuk dipelihara di Indonesia. Lalu apakah yang terjadi? Sudahbisa ditebak bahwa dulu terjadi blooming besar-besaran di tempat eceng gondoktersebut dipelihara. Lalu mengapa ada negara-negara yang memiliki eceng gondoktetapi tidak mengalami blooming? Contohnya seperti di Brazil di Sungai Amazon,eceng gondok banyak tumbuh di sana namun yang membedakan adalah habitatnya.

DiSungai Amazon terdapat predator alami eceng gondok yaitu ikan koan. Dari segiekonomi pun, tindakan ini hanya menguntungkan salah satu pihak. Ketika negaramaju mengambil gen plasma nutfah dari negara lain sama saja mereka memperkayanegara mereka secara gratis tanpa usaha sedangkan untuk negara yang diambil genplasma nutfahnya tidak mendapat keuntungan apa-apa. Lebih baik apabila negaramaju mengimpor daripada mengambil tanpa izin. Sekarang pun Indonesia sudah mengeluarkanUU No 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman.

Kesimpulan dari saya adalah sayamenjadi pihak kontra dari permasalahan tersebut disertai dengan argumen-argumenyang sudah saya berikan. Terimakasih sudah membaca dan semoga artikel ini bermanfaatuntuk memperluas wawasan kalian. Silahkan bagi kalian yang ingin ikutmengemukakan pendapat mengenai permasalahan di atas bisa berpendapat di kolomkomentar. :)

DAFTAR PUSTAKA

https://www.berbagaireviews.com/2018/05/keuntungan-dan-kerugian-kultur-jaringan.html(diambil pada 22 Agustus 2019 pukul 20:02 WIB)

https://www.generasibiologi.com/2011/08/kultur-jaringan-tumbuhan.html(diambil pada 22 Agustus 2019 pukul 19:36 WIB)

http://kulturjarigan.blogspot.com/2017/03/keuntungan-dan-kerugian-kultur-jaringan.html(diambil pada 22 Agustus 2019 pukul 20:00 WIB)

http://kumpulanilmukesahatan.blogspot.com/2015/05/sejarah-perkembangan-kultur-jaringan.html(diambil pada 22 Agustus 2019 pukul 19:47 WIB)

https://dosenbiologi.com/tumbuhan/pengertian-totipotensi(diambil pada 22 Agustus 2019 pukul 19:54 WIB)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun