Bandung - Dari masa ke masa, Indonesia selalu mengikuti perkembangan zaman. Terutama di bidang teknologi digital seperti komputer, smartphone, dan internet. Era digital ini sudah masuk ke sektor pendidikan, perdagangan, perbankan dan lain lain. Masyarakat banyak yang terbantu oleh adanya teknologi digital ini karena salah satu alasan utamanya adalah efisiensi.
Tidak hanya di sektor pendidikan, perdagangan, dan perbankan saja, teknologi digital pun sudah masuk ke dalam sektor industri musik. Kita dapat mendengarkan musik di banyak platform digital seperti Spotify, JOOX, YouTube Music, Apple Music atau bahkan kita bisa dengan mudahnya mengunduh musik di internet secara gratis.
Namun jika teknologi digital sudah menjarah ke sektor industri musik, bagaimana nasib penjualan piringan hitam atau vinyl record? Seperti yang kita ketahui vinyl record adalah salah satu alat pemutar musik kuno yang berbentuk piringan hitam dan dapat menghasilkan suara yang berkualitas. Pada tahun 1960-an vinyl baru menjadi sangat populer di indonesia. Banyak musisi-musisi yang menyebar luaskan hasil karyanya melalui vinyl record karena dipercaya suara yang dihasilkan olehnya akan lebih berkualitas.
Dengan berkembangnya teknologi digital di zaman ini ternyata tidak membuat minat terhadap vinyl record berkurang meskipun vinyl record adalah alat pemutar musik kuno. Masih banyak masyarakat yang menjadi kolektor vinyl, karena keindahan suara yang dihasilkan oleh vinyl masih menjadi suara favorit para audiophile, sehingga vinyl tidak dapat tergantikan oleh yang lain. Seperti kolektor vinyl satu ini, Agil Gilang masih menggemari vinyl, dari mulai genre indie sampai pop ia koleksi.
"Sampai saat ini masih senang mengoleksi vinyl-vinyl karena memang suara yang dihasilkannya sangat berkualitas. Dari mulai genre indie sampai pop ada, yang paling lengkap koleksinya itu ada vinyl Black Sabbath, Led Zeppelin, Mazzy Star, dan Deep Purple."
Namun ternyata penjualan vinyl kino sulit dicari dan harganya pun semakin mahal karena vinyl sudah menjadi barang yang ekslusif. Tetapi walaupun harga semakin mahal, vinyl dapat dijadikan sebuah investasi, karena harga vinyl yang baru maupun bekas harganya tetap mahal jika dirawat dengan baik.
"Sekarang cari vinyl susah karena produksinya juga berkurang, makanya vinyl jadi barang yang ekslusif dan mahal. Biasanya cari di web resmi pemusik atau bahkan cari ke kolektor kolektor lain, harganya nggak jauh beda tetap mahal."
Vinyl record tetap banyak peminatnya walaupun mahal dan kuno. Seperti contohnya vinyl banyak dijadikan pemeran utama yang mempercantik design cafe di daerah Bandung yaitu TONES Number 6. Mereka memanfaatkan vinyl yang klasik sebagai spot utama di caffe tersebut. Dan terbukti, design oleh vinyl tidak pernah gagal, selain suara yang dihasilkannya sangat berkualitas, bentuknya yang khas dan klasik vinyl pun sangat indah untuk di pandang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI