Denpasar – Pelaku Industri Kecil dan Menengah (IKM) di Bali memiliki potensi besar dalam menghasilkan produk berbasis budaya lokal. Namun, banyak yang masih terkendala dalam pemasaran digital, branding, dan efisiensi produksi. Menjawab tantangan tersebut, Disperindag Provinsi Bali menyelenggarakan Sosialisasi “Peranan Digitalisasi dalam Pengembangan Usaha dan Pemasaran Produk bagi Pelaku IKM” di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Bali, dan menggandeng Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia (INSTIKI), dipimpin oleh Dr. I Ketut Sutarwiyasa, S.Sn., M.Si., bersama I Gusti Made Aryadi, S.Sn., M.Sn., dan I Wayan Yogi Danuartha. Program mencakup pelatihan digital marketing, penguatan branding, serta peningkatan kapasitas produksi dengan pendekatan praktis dan pendampingan intensif.
Hasilnya, para peserta yang berasal dari berbagai sektor seperti kerajinan, makanan olahan, dan tekstil, berhasil membuat akun toko online, memproduksi konten digital, hingga mengoptimalkan strategi promosi di media sosial. Beberapa IKM bahkan langsung memperoleh pesanan baru hanya beberapa hari setelah pelatihan.
Evaluasi pasca-program menunjukkan adanya peningkatan omzet hingga 25% serta meningkatnya interaksi konsumen di platform digital. Pendampingan berkelanjutan dengan memanfaatkan Google Analytics dan Meta Business Suite turut membantu peserta dalam mengukur performa usaha mereka secara lebih terarah.
Program PKM INSTIKI ini diharapkan menjadi langkah nyata membangun ekosistem IKM Bali yang tangguh, inovatif, dan berdaya saing global, sekaligus tetap menjaga identitas budaya lokal melalui strategi branding kreatif berbasis digital.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI