Mohon tunggu...
Kesya Agnes Maria
Kesya Agnes Maria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

~ Keysa ~ Saya adalah lulusan akuntansi keuangan. Karena saya menyukai analisis keuangan, jadi mari kita belajar bersama. #AnalystWannaBe

Selanjutnya

Tutup

Financial

Valuasi Perusahaan Part 2: Minimal Cari yang Miriplah

22 Februari 2023   23:25 Diperbarui: 12 Maret 2023   12:17 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai, Financial Addict! Konten ini adalah bagian kedua dari series Valuasi Perusahaan: Biar Belinya Nggak Kemahalan (link: https://cutt.ly/ValuasiPart1). Kalau Financial Addict tertarik, bisa baca part 1 nya dulu ya, tapi kalau mau langsung baca part 2 juga boleh banget.

Kalau dipart 1 kita sudah belajar tentang DCF analysis dan sedikit tentang comparable company analysis. Sekarang kita akan mempelajari lebih dalam tentang comparable company analysis. Comparable company analisis (CCA) adalah teknik penilaian dengan membandingkan suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang memiliki karakteristik yang mirip. Nah, langkah pertama yang harus dilakukan dalam analisis ini adalah memilih pembanding. Kemiripan karakteristik pembanding ditentukan oleh karakteristik bisnis dan karakteristik keuangan. Karakteristik bisnis terdiri atas sektor dan sub-sektor industri, geografi, produk atau jasa, konsumen, jaringan distribusi, sementara karakteristik keuangan terdiri atas ukuran, pertumbuhan, margin, seasonality atau cyclicality, leverage atau peringkat kredit (Corporate Finance Institute, 2023).

Setelah menemukan pembanding yang sesuai, maka langkah selanjutnya adalah memilih matriks. CCA biasanya menggunakan 1 matriks berbasis penjualan dan 2 matriks berbasis profitabilitas, tapi menggunakan 1 matriks berbasis penjualan dan 1 matriks berbasis profitabilitas juga tidak masalah, yang penting harus ada matriks berbasis penjualan dan matriks berbasis profitabilitas. Pasangan matriks yang biasanya digunakan dalam CCA meliputi (Breaking Into Wallstreet, 2019):

  • Revenue, EV/revenue (EV=enterprise value), revenue growth.
  • EBITDA (earnings before interest tax depreciation and amortization), EV/EBITDA, EBITDA growth.
  • Net Income, P/E, Net Income Growth.

Periode waktu yang digunakan untuk matriks tersebut adalah LTM (last twelve month) dan dua tahun proyeksi. Jadi setiap matriks yang digunakan akan diukur berdasarkan data 12 bulan terakhir dan data proyeksi 2 tahun kedepan (Breaking Into Wallstreet, 2019). Biar makin jelas nanti kita coba dicontoh soal ya. Aku bakal ngasih contoh soal dan kunci jawabannya ada diakhir materi.

Setelah kita nentuin matriksnya, langkah berikutya adalah mencari angka yang digunakan dalam perhitungan matriks tersebut. Jarang dalam praktik kita langsung disediakan data EV, biasanya kita hanya disediakan data harga saham, jumlah saham setelah memperhitungkan efek dilusi (biasanya disebut FDSO = Fully Diluted Share Outstanding), jumlah kas, jumlah utang, jumlah saham preferen, dan kepemilikan non-pengendali. 

Iya masuk akal juga sih kenapa perusahaan nggak mau terang-terangan nyebutin berapa nilainya, kan nanti jadi langsung ketahuan gitu kalo misal harganya kemahalan, jadi yaaa... sebagai analis kita harus bisa ngitung sendiri. Langkah-langkah menghitung EV itu gini (Breaking Into Wallstreet, 2019):

  • Pertama, kita hitung dulu equity value. Tadi ketemu enterprise value sekarang ketemu equity value. Apasii bedanya? Hmm... Kalau enterprise value (EV) itu nilai operasi perusahaan, sedangkan equity value adalah nilai residual suatu bisnis kalau semua klaim (utang) sudah dibayar. Equity value dihitung dengan mengalikan antara harga saham dan jumlah saham setelah memperhitungkan efek dilusi atau FDSO (Corporate Finance Institute, 2023). Sekuritas dilutif sendiri akan dipelajari di akuntansi keuangan menengah (AKM) II, jadi bukan ranahnya analisis laporan keuangan. Buat yang pengen tau lebih dalem tentang sekuritas dilutif bisa join di kampusku yokk... Matakuliah AKM nya seru lohh, hehe... Biar ada gambaran buat nganalisis aku kasih ilustrasi sederhana aja, sekuritas dilutif tuh gini, misalnya saham PT. A keseluruhan berjumlah 100.000 lembar. Nah, suatu hari si PT. A butuh dana dan mutusin buat nerbitin sekuritas delutif yang bisa dikonversikan ke saham biasa. Saat pembeli sekuritas delutif tersebut meng-exersicenya, maka jumlah lembar saham perusahaan A akan bertambah, misalnya nambah 5.000 lembar jadi 105.000 lembar.
  • Lanjut, setelah dapet equity value, langkah kedua adalah menghitung enterprise value (EV). Enterprise value dirumuskan sebagai: EV = Equity Value -- Cash + Debt + Preferred Share + Other NCI

Setelah kita itung-itung EV-nya, kita juga harus cari data historis pendapatan, laba bersih, dan EBITDA dari laporan keuangan terbaru (LTM). Selain itu, kita harus mencari data proyeksi pendapatan, laba bersih, dan EBITDA dua tahun kedepan, dari equity research report. Biasanya angka-angka proyeksi ini dibuat oleh analis keuangan profesional (top-tier financial analyst). 

Data-data yang kita cari adalah data untuk perusahaan yang akan kita beli maupun data untuk perusahaan pembanding. Kalau semua data sudah tersedia, kita bisa menghitung pertumbuhan proyeksi pendapatan dan pertumbuhan proyeksi EBITDA, yang dirumuskan masing-masing (Breaking Into Wallstreet, 2019):

Proyeksi Pertumbuhan Pendapatan (%)     = Proyeksi pendapatan tahun kedua / (Proyeksi pendapatan tahun pertama - 1)

Proyeksi Pertumbuhan EBITDA (%)             = Proyeksi EBITDA tahun kedua / (Proyeksi EBITDA tahun pertama - 1)

Sudah dapet semua angkanya? Sekarang, udah bisa dong kita hitung matriksnya. Menurutku nama dari setiap matriks sudah melambangkan cara menghitungnya ya, misalnya EV/EBITDA, ya berarti nanti ngitungnya enterprise value dibagi nilai EBITDA, jadi nda usah dijelasin lagi ya soalnya udah jelas. Nanti kalau semua matriks dihitung, terus kita cari nilai minimum, maksimum, mean (rata-rata), median, kuartil pertama, dan kuartil ketiga dari masing-masing data dan matriks. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun