Mohon tunggu...
Kesya Agnes Maria
Kesya Agnes Maria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

~ Keysa ~ Saya adalah lulusan akuntansi keuangan. Karena saya menyukai analisis keuangan, jadi mari kita belajar bersama. #AnalystWannaBe

Selanjutnya

Tutup

Financial

Analisis Komparatif: Ojo (Asal) Dibanding-Bandingke

20 Februari 2023   01:32 Diperbarui: 20 Februari 2023   13:06 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hai, Financial Addict! Pernah denger lagunya Farel Prayoga yang liriknya: Wong ko ngene kok dibanding-bandingke, saing-saingke yo mesti kalah... (Eh btw, kita nggak akan nglanjutin nyanyinya soalnya ntar jatuhnya kita nggak jadi belajar finance malah ngapalin lirik lagu).

Jadi, today kita akan belajar tentang analisis perbandingan. Kenapa sih, suatu laporan keuangan perlu "dibanding-bandingkan"? Jawabannya adalah untuk melihat arah dan kecepatan trend laporan keuangan (Subramanyam, 2014: 28). Nah, untuk membandingkan dua laporan keuangan ada dua cara yang cukup populer untuk dilakukan, yaitu Year-to-Year Change Analysis dan Indexed-Number Trend Analysis.

Year-to-Year Change Analysis 

Analisis ini biasanya digunakan untuk membandingkan dua laporan keuangan dalam periode yang singkat, antara dua sampai dengan tiga tahun. Rumus yang digunakan dalam analisis ini adalah:

YoY (%) = ((Saldo tahun 2 - Saldo tahun 1)/Saldo tahun 1)

Analisis ini memiliki kelemahan yaitu peningkatan persentase yang besar belum tentu menggambarkan perubahan yang signifikan. Hah, gimana gimana? Biar nggak bingung coba kita lihat contoh. Misalnya, saldo piutang perusahaan A meningkat dari Rp5.000 menjadi Rp50.000, terjadi peningkatan sebesar 900% ((50.000-5.000)/5.000), sedangkan utang perusahaan A meningkat dari Rp1.000.000 menjadi Rp1.500.000 atau jika dipersentasekan sebesar 50%. Nah kalau kita melihat kedua persentase tersebut, tentu pemikiran kita adalah wih bagus ya perusahaan ini mengalami peningkatan aset sebesar 900%, tapi utangnya hanya meningkat 50%. Eitsss... Tidak semudah itu Ferguso! Kalau kita lihat jumlah uangnya, tentu kita akan sadar, iya sih emang piutangnya naik 900% tapi kan sebenarnya peningkatannya cuma Rp45.000. Nah, utangnya yang cuma naik 50%, sebenernya itu udah naik Rp500.000. Wow, bahaya juga ya kalau kita cuma asal bandingin persentase doank. Makanya, di analisis ini kita perlu menyertakan nominal uangnya, bukan hanya perubahan persentasenya saja. Contoh, piutang perusahaan A meningkat sebesar Rp45.000 atau 900% dibandingkan saldo tahun dasar. Gitu baru betolll.

Hmm... Benernya bukan cuma itu aja sih problemnya. Pak Subramanyam (2014: 29), Bapak kita tercinta di matkul ALK, udah nulisin ada lima masalah yang bakal kita temui saat melakukan Year-to-Year Change Analysis, yaitu:

1) Saldo Tahun 1 Negatif

Misal suatu perusahaan punya akun laba bersih (akunnya ini cuma perumpamaan aja ya, jadi benernya akunnya bebas, cuma kan akun laba bisa negatif jadi untuk perumpamaan ini pake laba bersih aja), saldonya ditahun 1 sebesar -Rp10.000 (artinya perusahaan rugi sebesar Rp10.000). Nah, ditahun 2, perusahaan mengalami laba sebesar Rp10.000. Maka, terjadi peningkatan laba bersih sebesar Rp20.000, tapi persentase YoY nya tidak dapat dicari.

2) Saldo Tahun 2 Negatif

Okeh kita ganti contoh, misalnya ditahun 1 perusahaan mengalami laba sebesar Rp5.000, tapi ditahun 2 perusahaan rugi sebesar Rp10.000. Maka, terjadi penurunan laba bersih sebesar Rp15.000, tapi persentase YoY nya tidak dapat dicari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun