Tren konflik yang terjadi akhir-kahir ini sungguh sangat mengkhawatirkan dan mengancam kebhinekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konflik yang terjadi pada masyarakat beragama selama ini karena adanya kesalahpahaman atau kurangnya kesadaran beragama sehingga menyebabkan banyak terjadi konflik antar umat beragama.
Konflik terbaru, yakni rangkaian teror bom yang terjadi menjelang bulan Ramadhan atau bulan Mei 2018 yang terjadi di sejumlah titik di Jawa Timur diantaranya menyasar 3 Gereja di Kota Surabaya yang menelan korban
sebanyak 18 orang.
Indonesia yang sebagian besar masyarakatnya beragama Islam, identitas ketimuran tersebut tidak terlepas dari Founding Father Islam yang telah menanamkan kepribadian yang baik kepada masyarakat yang dalam hal ini adalah Walisongo.
Walisongo dalam membangun tatanan sosial menggunakan cara-cara yang unik. Banyak Ide-ide Walisongo tidak hanya berdasar syariat agama Islam saja, namun berkolaborasi dengan sosial seni budaya di Pulau Jawa yang notabene mayoritas masyarakatnya beragama Hindu-Budha.Â
Wayang sebagai Media kreatif yang diadopsi dari kebudayaan Hindu-budha oleh Walisongo, kemudian digunakan sebagai media untuk mempererat tali persaudaraan dikalangan masyarakat Jawa, dengan tetap mengadopsi lakon atau cerita sebelumnya,namun sudah disisipi muatan ajaran Islam. Sebagaimana seperti cerita Mahabarata atau Ramayana yang notabene merupakan saduran dari kitan suci agama Hindu (Anggoro,2018:127) di desain ulang dengan memasukan unsur-unsur ajaran Islam dengan tetap menggunakan plot cerita tersebut.Â
Dengan demikian, kita sebagai seorang muslim harus saling menghargai, menghormati umat beragama lainya yang ada di sekitar kita. Selama tidak bertentangan dengan akidah dan syariat Islam. Dalam Surat Al - Kafirun ayat 6, "Lakum dinukum waliyadin" artinya untukmu agamamu dan untukku agamaku. Al - Kafirun merupakan surat yang berisi tentang toleransi antar umat beragama.Â
Banyak sekali pembelajaran yang dapat kita ambil dari toleransi antar umat beragama, baik dalam menjalin kerjasama, gotong royong, dan lainya. Kesimpulannya bahwa toleransi adalah sikap saling menghargai dan menghormati, selama tidak bertentangan dengan syariat agama Islam.Â