Mohon tunggu...
Priyadi
Priyadi Mohon Tunggu... Lainnya - Menyukai buku

Baru belajar nulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kembali Belajar Nulis

3 Januari 2021   20:50 Diperbarui: 3 Januari 2021   22:44 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sekitar lima tahunan yang lalu aku membuat akun di Kompasiana. Aku ingin menulis dan kembali belajar membaca. Ketika tahun 2021 ini mencoba menjenguk akun tersebut, aku senyum sendiri saat membaca tulisan pertamaku.

Saat itu, seingatku aku hanya ingin menulis, itu saja. Tak ada tujuan. Kini, pandemi membuatku merasa “harus” menulis, kembali membaca buku dan sepertinya harus kembali belajar.

Ketika membuka Kompasiana, ada acara nulis maraton awal tahun. Kuy lah, ikut! Jadikan saja sebagai cambuk dalam proses kembali belajar nulis ini. Siapa tahu bisa tahan nulis selama jadwal yang ditentukan itu. Meski harus adaptasi lagi dengan beberapa hal teknis, misalnya validasi akun, tapi ya coba saja. Upayakan untuk “berani” belajar nulis lagi.

Idealnya barangkali

Secara ideal, belajar barangkali adalah suatu kewajiban. Sampai kapanpun, idealnya belajar adalah wajib konsisten yang mesti dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Apapun bentuk dan jenisnya yang dipelajari, itu adalah sesuatu yang sepertinya mesti harus dikerjakan berkesinambungan.

Persoalan yang datang kemudian adalah ketidak-tuntasan untuk mempelajari suatu persoalan. Dalam kasus yang aku alami adalah membaca dan menulis. Bertahun-tahun aku sebenarnya menyadari bahwa seminggu saja istirahat membaca dan menulis, maka untuk memulainya kembali adalah hal yang sulit. Aku tidak tahu apakah orang lain merasakan hal yang sama dengan yang kurasakan.

Dua hal ini, membaca dan menulis, menurutku memang harus bersanding dan berjalan secara simultan. Nulis saja tak pakai membaca, kayaknya akan kesulitan mencari tambahan pengetahuan dalam kosakata. Membaca saja tak pakai nulis, sebenarnya juga tak apa-apa. Tapi belajar nulis kayaknya menantang dan asyik.

Hiburan dalam pandemi

2020 benar-benar tahun yang suram. Tapi tak semuanya demikian. Di tahun pandemi Covid-19, dalam kesuraman yang mencemaskan, aku belajar beberapa hal. Tumbangnya usaha yang ku lakukan butuh tekad yang harus dibulatkan secara repetitif lagi agar semangat. Tapi entah kenapa belum berani membulatkan tekad itu kembali.

Meski tahun yang suram tapi ada lucunya juga. Lucunya apa? Ketika ngobrol sama anak-anak SMK tetangga, mereka mendapatkan nilai hampir sempurna di hampir semua mata pelajaran karena dibantu oleh Google. Itu lucu menurutku. Meski banyak diantara mereka mengaku tidak bisa mengerjakan, tapi mereka benar-benar mendapatkan nilai yang hampir sempurna.

Bahagia? Aku tanya ke mereka. “Seneng sih, tapi....” jawab mereka. Ada “tapi”nya. Mereka juga sadar bahwa pertemuan tatap muka dalam belajar adalah cara efektif dan pertemuan dengan teman-temannya adalah bagian dari ejawantah “kebermanusiaan” dalam bingkai pandangan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun