Mohon tunggu...
Wayan Kerti
Wayan Kerti Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP Negeri 1 Abang, Karangasem-Bali. Terlahir, 29 Juni 1967

Guru SMP Negeri 1 Abang, Karangasem-Bali. Terlahir, 29 Juni 1967

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyingkap Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak

17 April 2018   18:41 Diperbarui: 17 April 2018   18:45 1474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: thephotosociety.org

Keluarga adalah unit sosial terkecil yang memiliki tanggung jawab untuk mengemban fungsi eduktatif. Hal ini disebabkan di dalam keluarga anak mulai mengenal pendidikan. Sebagai pilar strategis, di dalam keluarga anak mulai diperkenalkan dengan berbagai masalah nilai budaya, moral, keterampilan, dan agama.

Bertolak dari fungsi keluarga tersebut, keberhasilan dan kegagalan pendidikan agama, moral, nilai, dan keterampilan sangat ditentukan oleh kemampuan keluarga dalam menjalankan fungsi edukatifnya. 

Akan tetapi, pada kenyataannya masyarakat kita kerap menyalahkan guru di sekolah jika akhlak dan moral anak tidak menggembirakan. Pada sisi yang lain, masih ada pula orang tua yang tidak berterima jika anak-anak mereka yang ahklak dan kepribadiannya tidak menggembirakan tersebut dibina oleh guru-gurunya. 

Bahkan pada era sekarang ini, guru ada yang menerima ancaman fisik/psikis dari oknum siswa, orangtua atau keluarga siswa ketika mendidik para siswa. Kenyataan ini tentu harus mulai dikikis secara perlahan-lahan dengan cara melakukan instrospeksi dan selanjutnya perlu ada penguatan peran keluarga dalam pendidikan anak.

Para orang tua hendaknya tidak apatis terhadap pendidikan anak dalam keluarga, karena sebagian besar waktu anak justru dihabiskan di dalam lingkungan keluarganya. Namun, faktanya banyak keluarga yang mengabaikan perannya sebagai pilar pendidikan bagi anak-anaknya. 

Kecenderungan tersebut tidak hanya terjadi pada keluarga yang orang tuanya awam akan pendidikan, tetapi justru mulai menggejala pada golongan intelektual. Mereka cenderung lebih mengutamakan pekerjaan dan kesibukannya sendiri daripada memperhatikan pendidikan anak-anak di keluarganya. Terlebih-lebih pada keluarga yang orang tuanya sangat sibuk dengan pekerjaan mereka. 

Dalam keluarga semacam ini, pendidikan keluarga hampir-hampir "punah" sebab masing-masing sibuk mengurusi pekerjaannya, anak akan tercukupi kebutuhan fisik dan materialnya tetapi sangat menderita secara rohani. 

Akibatnya, anak mencari perhatian dengan melakukan berbagai perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai pendidikan. Bahkan, tidak jarang anak dari keluarga yang secara ekonomis tercukupi kebutuhannya dan pendidikan orang tuanya tinggi, tetapi akhlak dan moralnya berantakan. Satu penyebab utamanya adalah tidak kuatnya peran atau fungsi keluarga dalam mendidik anak-anaknya.

Apa sesungguhnya peran keluarga dalam pendidikan anak? Berikut ini, peran keluarga dalam pendidikan anak: 

1) Menjadi guru, bahwa guru tak hanya ditemukan di sekolah, keluarga adalah guru yang utama bagi sang anak. 

Anak ketika mulai membuka mata, keluargalah yang membantu menjelaskan apa yang anak lihat, hingga mereka beranjak menjadi anak-anak yang mengerti tentang banyak hal di dunia. Berbagai hal bisa diajarkan oleh keluarga (orang tua) kepada anak-anaknya, seperti misalnya: etika atau sopan-santun, penanaman nilai-nilai agama, berbahasa, berbagai keterampilan, dsb. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun