Mohon tunggu...
Kertas Putih Kastrat (KPK)
Kertas Putih Kastrat (KPK) Mohon Tunggu... Dokter - Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM IKM FKUI 2022

Kumpulan intisari berita aktual // Ditulis oleh Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM IKM FKUI 2022 // Narahubung: Jansen (ID line: jansenjayadi)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Terorisme Surabaya, Wujud Eksistensi Masalah Laten Indonesia?

12 Juni 2018   16:42 Diperbarui: 12 Juni 2018   19:32 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: metro.tempo.co

Keterlibatan keluarga dalam terorisme dikatakan bukan sesuatu yang baru. Sebelum terjadinya peristiwa rentetan ledakan di Surabaya yang melibatkan keluarga, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebelumnya mengaku telah memulangkan 18 deportan yang merupakan satu keluarga besar, dengan 15 di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. 

Secara spesifik, BNPT mengatakan bahwa pelibatan perempuan dalam aksi terorisme dapat membuat anak (bahkan suami) untuk ikut dalam terorisme. Terdapat pula analisis lain yang mengatakan bahwa peran bapak dalam keluarga juga dapat memiliki andil yang penting dalam tumbuhnya terorisme dalam keluarga.

Terlepas dari mengapa perempuan menjadi sasaran radikalisasi, atau dalam aspek lebih umum, mengapa teroris memikat keluarga, hal yang patut diperhatikan adalah fakta bahwa terorisme sangat dekat dengan keluarga saat ini. 

Komunikasi dapat terjadi tanpa media alat komunikasi (misal telepon seluler, sosial media, dll.), membuat sel-sel terorisme bisa menjadi sulit untuk diantisipasi. Dari luar, komunikasi juga dapat terlihat sangat wajar dan tidak dicurigai karena pelaku komunikasi adalah anggota keluarga, yaitu suami-istri dan orangtua-anak.

Inilah yang membuat terorisme penulis katakan sebagai masalah laten. Perlu kita khawatirkan bahwa rentetan ledakan yang terjadi di Surabaya dan secara kebetulan ketiganya melibatkan keluarga merupakan eskalasi masalah laten di Indonesia yang kini perlahan menunjukkan eksistensinya. Masalah laten tersebut adalah tumbuhnya bibit-bibit terorisme di dalam keluarga, suatu entitas yang seharusnya menjadi tempat tumbuh dan berkembang paling kondusif bagi para anggotanya.

Seperti yang sudah kita lihat bersama, keluarga dapat menjadi tempat cikal bakal terorisme tumbuh. Bukan hanya berbicara masalah anak, melainkan keluarga sebagai sebuah kesatuan bersama anggota di dalamnya. Kini, tugas kita adalah menjaga keluarga (dan orang sekitar) kita dari bahaya bibit-bibit terorisme.  


- Nico Gamalliel


Referensi:

Tiga Keluarga Pengembom Meledakkan Diri di Rentetan Bom Surabaya

Dari Mako Brimob sampai Polrestabes Surabaya: Satu minggu penuh teror

BNPT: Keterlibatan Keluarga dalam Bom Bunuh Diri Bisa Jadi Tren

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun