Senjata pemusnah massal dengan jangkauan sangat luas
Latihan maritim gabungan antara Amerika Serikat dengan Korea Selatan yang dilaksanakan di Semenanjung Korea mendapat kecaman keras dari Korea Utara. Kondisi ini cukup buruk mengingat status Korea Utara dan Amerika Serikat sebagai negara yang kuat secara militer. Korea Utara mempersiapkan persenjataan yang salah satunya berupa peluru kendali balistik antarbenua atau Intercontinental Ballistic Missile(ICBM) dan mengancam akan menyerang Amerika Serikat. ICBM tersebut ditargetkan untuk memiliki jangkauan yang dapat menjangkau pesisir timur Amerika Serikat.
Dengan mempersiapkan persenjataan pemusnah massal, Korea Utara telah mendapatkan perhatian publik. Hal ini diperburuk dengan Amerika Serikat yang juga membalas kecaman dari Korea Utara dengan ancaman menghancurkan Korea Utara. Donald Trump dan Kim Jong Un selaku pemimpin dari kedua negara yang bersangkutan pun saling menunjukkan kebencian satu sama lain secara terbuka di depan publik.
Korea Utara bahkan menamakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai agen perang setelah Amerika Serikat membuka perizinan transaksi senjata kepada sekutunya Korea Selatan dan Jepang. Hal ini menyebabkan tingginya tingkat masukan senjata ke kedua negara tersebut dan meningkatkan kondisi militer di negara-negara di sekitar Semenanjung Korea.
Korea Utara secara jelas menerangkan bahwa negara tersebut tidak menerima segala usaha diplomasi dari Amerika Serikat hingga mereka mampu untuk menjangkau Amerika Serikat dengan rudal mereka. Namun, Korea Utara menegaskan bahwa usaha diplomasi dapat dilakukan setelah Amerika Serikat menyaksikan kekuatan militer Korea Utara. Hal ini menghasilkan satu pernyataan bahwa Semenanjung Korea memiliki risiko terjadinya perang nuklir yang sangat tinggi.
Kemajuan persiapan persenjataan Korea Utara sendiri sangat ditunjukkan. Seorang pejabat Korea Utara dalam sebuah wawancara dengan CNN menjelaskan dua tahap senjata yang menjadi fokus militer. Tahap pertama adalah menyiapkan bom hidrogen untuk detonasi nuklir di atas tanah dan tahap kedua adalah uji coba ICBM untuk mencapai Guam atau bahkan lebih jauh lagi.
Korea Utara mengeluarkan peringatan terhadap negara-negara lain untuk tidak bersekutu dengan Amerika Serikat bila tidak ingin bermusuhan pula secara militer. Negara-negara di luar pihak yang bersengketa pun turut melakukan kebijakan-kebijakan mengenai kasus ini. Contohnya adalah Uni Eropa yang melarang penuh segala investasi di Korea Utara, menghentikan transaksi minyak dan produk sulingannya, serta membatasi uang yang dapat bergerak ke Korea Utara.-Yoga Arif Syah Hidayat
Referensi:
https://news.detik.com/internasional/3685614/korut-sebut-trump-agen-perang-dan-pencekik-perdamaian