Mohon tunggu...
Kenny Lucas
Kenny Lucas Mohon Tunggu... Lainnya - pekerja bangunan

Pernah belajar arsitektur.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kritik Arsitektur: "Mengejar Rupa Dinding Beton Berlubang-lubang"

18 Agustus 2022   03:36 Diperbarui: 18 Agustus 2022   03:45 1735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(image source: https://commons.wikimedia.org/wiki)

Dinding Beton Cast In Situ Form Ties -- sebuah metode pembuatan dinding beton yang dicetak di tempat (cast in situ) dengan metode bekisting (cetakan) berupa bidang plywood atau lembaran metal atau lain sebagainya yang dipegang oleh ikatan (ties). Ketika bekisting dibuka maka terbentuk lubang-lubang coak bekas ikatan. Tampilan mentah (bare/ raw) ini dapat diekspos sebagai unsur estetika tektonis dalam arsitektur, yang kemudian dapat "di-imitasi" untuk mengejar tampilan yang dianggap menarik tersebut.

Kemudian apakah tepat "beton cast in situ form ties" imitasi diterapkan pada arsitektur?

Ada 2 dimensi nilai dari dinding beton cast in situ form ties yang bisa diperhatikan, yaitu sifatnya yang struktural dan estetika dari konsekuensi tektonikanya. Sebagai dinding struktural, dinding beton cast in situ form ties diterapkan dengan maksud ketahanan struktural yang baik terhadap gempa. Sebagai estetika tektonika, rupa yang dihasilkan dari metode pembuatan dinding beton ini mempunyai unsur-unsur yang estetis, yaitu beton sendiri sebagai material utamanya, tekstur dari bekistingnya, dan lubang-lubang coak bekas ikatan form ties.

Lalu jika beton cast in situ form ties ini di-imitasi visualnya, maka dimensi nilai tersebut menjadi ter-distorsi dan dapat terjadi pendangkalan dimensi nilai. Kekokohan dan wibawa struktural bergeser menjadi bungkus semata (cladding/ plaster). Tektonikanya kemudian cenderung menjadi bersifat kosmetika dan gimmick, dengan mengejar tampilan lubang-lubang coak bekas ikatan form ties. Lebih jauh lagi penerapan dinding seperti ini menjadi preseden yang ditiru secara umum -- trendy, tanpa ada ruang memaknai material aslinya -- yang secara visual pun lama-lama menjadi biasa saja (bisa ditemukan dimana saja dan dibuat oleh siapa saja).

Meng-imitasi suatu rupa atau tampilan material mungkin lebih pantas diterapkan pada bidang pekerjaan non-arsitektural, seperti: interior, dekorasi, pameran, dan atau set up panggung/ pertunjukan -- yang mana membutuhkan sifat rupa lain seperti kesementaraan dan mengejar gimmick visual.

Pada tingkatan berikutnya, "pemaksaan" gimmick visual dapat menjadi upaya paksa menghadirkan dinding beton cast in situ form ties dengan metode kerja yang asli. Pemilik bangunan harus membayar biaya lebih dan dapat terkesan pemborosan material demi terbangunnya dinding-dinding beton untuk memuaskan keinginan "visual" sang perancang. Tanpa urgency struktural dan tanpa rasa takut berlebih-lebihan dalam penggunaan material, maka jadilah sebuah bangunan dengan dinding-dinding beton yang sangat kokoh -- "demi lubang-lubang coak pada dinding beton".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun