Mohon tunggu...
Deddy Kurniawan
Deddy Kurniawan Mohon Tunggu... wiraswasta -

berusaha yang terbaik untuk hidup yang hanya sekali

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa yang Kau Cari Wahai Calon Pemimpin/Wakil Rakyat?

19 Mei 2014   02:30 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:23 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Benarkah calon pemimpin yang ada sekarang memang berniat menuntaskan persoalan bangsa ini atau justru malah menambah ruwet masalah bangsa ? Kalau sekadar slogan dan janji-janji semua orang juga bisa melakukannya. Mau berantas kemiskinan,korupsi,buta huruf,akses pelayanan kesehatan gratis itu lagu lama dan terus berulang. Nyatanya kehidupan masyarakat makin sengsara. Harga-harga kebutuhan pokok bukan tambah turun malah naik terus, pendidikan dan kesehatan juga semakin mahal. Kenaikan harga BBM membuat pemangkasan sejumlah karyawan perusahaan demi efisiensi. Pertumbuhan angkatan kerja tidak sebanding dengan pertumbuhan lapangan kerja. Realitasnya semakin bertambah umur republik ini makin tinggi kesenjangan sosial di masyarakat, indeks korupsi makin meningkat, kenyamanan ekonomi hanya bisa dinikmati segelintir orang di republik ini. Pemimpin terus berganti, tapi ternyata mayoritas masyarakat kita masih jauh dari kata sejahtera.

Paradoks sekali, Kompleksitas permasalahan yang dihadapi bangsa justru malah membuat orang berlomba-lomba menjadi calon pemimpin/wakil rakyat tanpa menimbang terlebih dahulu kompetensi dan finansial yang dimilikinya. Money Politik tidak bisa dihindari karena segelintir rakyat yang memiliki kebutuhan tak terbatas tapi memiliki keterbatasan finansial melihat pesta demokrasi ini sebagai cara untuk mendulang penghasilan. Demi sebuah kursi, mereka rela melakukan apapun. Bahkan yang melanggar syariat agama terpaksa dilakukan juga seperti pergi ke makam kyai terkemuka atau datang ke paranormal. Memang hanya demi sebuah kursi. Tetapi sebuah kursi yang menjanjikan kesejahteraan bagi yang mendudukinya, semua kebutuhannya sudah ada yang membiayai walaupun hanya segelas kopi dan teh. Sebuah kursi yang memberikan kesenangan bagi yang mendapatkannya.

Kampanye hanya sekedar melontarkan janji-janji pilihlah saya, saya pro rakyat, saya anti korupsi dan bla bla bla. Eh pas udah duduk di senayan. Sudah mendapatkan fasilitas ini-itu termasuk rumah dinas dan lain sebagainya, lupa deh sama janji yang diucapkan, bahkan hanya untuk sekedar menghadiri rapat-rapat juga mangkir. Baru hadir saja sudah malas, apalagi membicarakan masalah yang berkaitan dengan substansi bangsa ini. Gak usah heran UU yang di-planning-kan meleset jauh dari yang diharapkan. Padahal bukti kinerja wakil rakyat tercermin dari produk UU yang dihasilkan.

Apa yang sudah kau berikan kepada bangsa ini, wakil rakyat dan pemimpinku ? Mengapa kemiskinan terus bertambah ? Mengapa pengangguran terus meningkat ? Mengapa angka kriminalitas terus menanjak ? Mengapa kasus kejahatan terhadap anak semakin ganas ? Mengapa harga kebutuhan pokok terus merangkak naik entah kapan turunnya ?

Kami sudah memberikan suara kepada kalian. Tetapi janji kalian meleset jauh dan anehnya kalian justru memberikan argumen-argumen yang membenarkan perilaku kalian. Bertambah keheranan kami ketika kalian malah meminta kenaikan gaji. Memang prestasi apa sih yang sudah diberikan sehingga muncul permintaan seperti itu ? Jangankan prestasi, kinerja kalian justru makin merosot jauh.

Kalau sekedar hanya ingin mendapatkan kehormatan dan kesenangan tidak harus menjadi menjadi wakil rakyat/pemimpin. Menjadi pemimpin/wakil rakyat itu pekerjaan yang teramat sulit sekali. Sulit sekali karena bukan hanya menanggung masalah 1-2 orang tetapi masalah 220 juta bangsa ini. Anda merasa mampu menyelesaikan masalah 220 juta orang ?  Jika ingin mendapatkan kehormatan dan kesenangan sangat disayangkan sekali karena bukan itu tujuan kami memilih anda. Perubahan ke arah yang lebih baik itu yang kami harapkan. Kehormatan dan Kesenangan yang anda dapatkan terasa semu karena disaat yang bersamaan bangsa ini digerogoti krisis multi dimensi.

Wassalam



Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun