Mohon tunggu...
Ken ArfaSabila
Ken ArfaSabila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mahasiswa KKN Undip Ajak Warga Kenali Perbedaan Daging Sapi dengan Daging Babi

12 Agustus 2020   23:08 Diperbarui: 12 Agustus 2020   23:32 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semarang (12/08/2020) Bulan Mei tahun 2020 lalu ditemukan kasus pemalsuan daging sapi menjadi daging babi di daerah Kabupaten Bandung. Hal ini tentu meresahkan masyarakat karena sebagai negara dengan mayoritas warga beragama muslim, konsumsi daging babi merupakan hal yang diharamkan.  

Banyaknya warga yang tertipu oleh daging palsu tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan warga mengenai perbedaan antara daging sapi dengan daging babi. Harga yang lebih murah menjadi daya tarik bagi para pembeli membeli daging palsu tersebut. Edukasi mengenai cara membedakan antara daging sapi dengan daging babi perlu dilakukan agar tidak ada lagi warga yang tertipu. 

Sosialisasi dilakukan dengan persentasi mengenai cara membedakan daging menggunakan uji organoleptik. Uji organoleptik adalah metode pengujian dengan menggunakan alat indera kita. Pada uji organoleptik ini kita dapat membedakan warna, tekstur dan aroma dari kedua jenis daging. 

Daging sapi segar akan memiliki warna merah tua, tekstur daging kasar dengan serat yang lebar dan aroma khas sapi sedangkan daging babi akan berwarna pink keabu-abuan, tekstur daging halus dengan serat yang tipis dan aroma lebih amis dibandingkan daging sapi.

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Indikasi lain mengenai daging sapi yang dipalsukan yaitu harganya yang jauh lebih murah dari harga pasar. Harga daging sapi segar mencapai Rp 120.000 / Kg sedangkan harga daging babi segar hanya berkisar Rp 70.000 / Kg. Jadilah konsumen cerdas agar tidak mudah tertipu oleh barang palsu.

Penulis : Ken Arfa Sabila_Fakultas Peternakan dan Pertanian_Peternakan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun