Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Politik

Setelah Ahok Kalah dan Dipenjara, Gaduh Politik Akan Berhenti?

14 Mei 2017   03:22 Diperbarui: 14 Mei 2017   03:49 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

The law is something that is uncertain and depends who has the power. When someone feels unfairly treated, that means his expectations aren't reached. Mungkin inilah yang terjadi saat ini, Ahok berharap lepas dari tudingan penistaan agama, justru kekuasaan hukum menyatakan sebaliknya. Itulah artinya sebuah kekuasaan, kekuasaan hukum menghentikan kiprah politik Ahok walaupun untuk sementara namun untuk bangkit lagi suasana politik mungkin sudah berubah.

Hukum pidana akan memberikan kenyamanan manakala berada didalam kepentingan yang baik dan sebaliknya akan menjadi buruk jika dilatar belakangi kepentingan yang tidak baik. Ketika masyarakat Islam yang tergabung dalam aksi menuntut Ahok dipenjara, hukum itu menjadi baik karena harapan mereka terpenuhi. Sebaliknya, bagi pendukung Ahok, hukum itu tidak baik sehingga mendorong rencana mengajukan judicial revew.  Ibarat kata, anak bersalah,  maka induknya yang dimatikan karena dinilai induknya yang bermasalah menurunkan anak.

Buatan manusia memang tidak ada yang sempurna, bisa diprotes, bisa tidak diikuti, bisa ditafsirkan berbeda bahkan bisa dihilangkan. Namun hukum Tuhan harus ditaati pengikutnya dan Almaidah 51 berlaku sebagai hukum Tuhan yang tidak bisa diganggu gugat.  Pertimbangan hakim tak lepas dari pertimbangan adanya hukum Tuhan  yang tidak bisa diganggu gugat itu.

Sudah kalah, dipenjara pula, mungkin ini menyakitkan baik bagi Ahok maupun pendukungnya. Apa yang dialami Bung Karno lebih kurang sama, berganti kekuasaan berubah pula kehidupannya menjadi seorang tahanan. Tapi Ahok bukanlah Bung Karno, dia dituntut masa Islam oleh statemenya. Yang menjadi pertanyaan, adilkah perlakuan terhadap Ahok ?

Jika dibandingkan dengan kasus serupa, hukuman yang dijatuhkan kepada Ahok masih tergolong ringan namun merusak karir politiknya. Inilah yang mendorong timbulnya gerakan dukungan terhadap Ahok yang dibalut dengan alasan intoleransi.

Jika gerakan dukungan kepada Ahok merupakan gerakan politik, bukan tidak mungkin akan berhadapan dengan massa Islam seperti yang terjadi di Makassar. Harus dilihat sebagai sebuah fakta, bahwa mayoritas bangsa ini menganut ajaran islam yang sudah membangun persaudaraan bebangsa dan bernegara. Gerakan Islam yang ingin mendirikan negara Islam tidak mendapat dukungan rakyat, apalagi gerakan non muslim.  Artinya, gerakan yang mengarah pada perpecahan akan teredam dengan sendirinya oleh solidaritas Islam yang sudah terbangun.

Negara-negara barat memang tidak menghendaki Islam menjadi kuat, Indonesia sebagai negara Iberpenduduk Islam terbesar didunia juga tidak dikehendaki menjadi negara kuat. Maka bisa  saja gerakan politik Ahok disusupi oleh kepentingan pihak yang tidak menghendaki Indonesia menjadi negara kuat.

Bagaimanapun, pemenang dalam politik adalah berasal dari dukungan  mayoritas namun walaupun partai politik mengambil jalur Islam, faktanya tidak menjadi partai yang menguasai mayoritas. Ini menunjukkan bahwa di Indonesia sudah terbangun masyarakat yang sekular, antara politik dan agama telah berjalan beriring, agama digunakan sebagai jargon politik jika dipandang menguntungkan.

Memang, jangan memilih pemimpin non  muslim yang dikumandangkan Rizieq sama sekali tidak menguntungkan Ahok namun bukan berarti kemenangan Anies - Sandi karena faktor agama itu.  Sehingga bisa disebut tidak ada korelasinya antara agama dan kekalahan Ahok dalam pilkada. Sehingga tak beralasan gerakan pendukung Ahok karena dilatar belakangi karena sikap intoleransi dan Fahri Hamzah menjadi sasaran pelampiasan ketidak puasan gerakan itu yang sudah melebar dari masalah hukum.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun