Mohon tunggu...
Doddy Poerbo
Doddy Poerbo Mohon Tunggu... -

apalah arti sebuah nama

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Indonesia di Tengah Politik Dunia

18 Mei 2018   23:19 Diperbarui: 18 Mei 2018   23:26 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS beberapa bulan terakhir mengalami  depresiasi atau pelemahan. Hari ini dari data Jakarta Interbank Spot  Dollar Rate (Jisdor) nilai tukar dolar AS tercatat Rp 14.107. Sedangkan dari data statistik utang luar negeri indonesia  pada kuartal pertama tahun ini mencapai US$387,5 Miliar atau dengan kurs hari ini sekira  Rp 5.184.

Meskipun BI sudah menaikkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate  25 basis poin (bps) menjadi 4,5%, hal itu nampaknya belum mampu menahan  laju penguatan dolar AS.

Menke Sri Mulyani menyatakan salah satu upaya pemerintah untuk menahan penguatan dolar AS dengan menjaga pondasi ekonomi nasional lebih kuat lagi dengan menjaga realisasi APBN sesuai dengan asumsi yang ditetapkan. Sebagai gambaran, dalam APBN 2018 asumsi yang diterapkan untuk nilai tukar terhadap US $ 1 adalah Rp. 13.400 tentunya akan merubah struktur pembayaran utang luar negeri yang cukup signifikan.

Selanjutnya, Dri Mulyani menyatakan , " Dari BI juga memiliki bauran kebijakan yang akan disiapkan untuk menjaga  stabilitas. Jadi, kami akan sama-sama menjaga perekonomian Indonesia  karena ketidakpastian yang berasal dari policy yang berasal dari Amerika (Serikat), baik policy ekonomi maupun policy di bidang geopolitik, pasti akan mempengaruhi mulai dari harga minyak, suku bunga global, maupun mata uang,"

Dari sudut pandang Geopolitik, Indonesia adalah negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam terbesar di dunia dimana pada masa pemerintahan orde lama kecenderungan politik Sukarno berkiblat pada Blok Timur yang sosialis. Naiknya Suharto, berubah pula kiblat lebih condong ke Blok Barat, bahkan Suharto menyatakan ajaran komunis sebagai bahaya laten dan memutuskan hubungan diplomatik dengan China.

Bubarnya Uni Soviet telah merubah peta kekuatan dunia terutama pada konflik Timur Tengah , dengan mandat PBB, Amerika Serikat menduduki Iraq yang kaya minyak dan memicu konflik perebutan ladang minyak. Harga minyak bumipun anjlok yang disinyalir oleh melimpahhnya pasar gelap. Turunnya harga minyak bumi tentu saja yang paling diuntungkan adalah negara negara Industri seperti Amerika Serikat.

Konflik Timur Tengah tentunya juga mempengaruhi Indonesia karena kesamaan Ideologi rakyatnya, ekspor kekerasan mulai masuk Indonesia melalui ISIS yang pada akhirnya menjadi musuh bersama. Setelah perang dingin Blok Liberar dan Blok Sosialis usai, posisi Indonesia seperti kehilangan induknya terutama oleh adanya embargo suku cadang peralatan militer yang dibeli dari Amerika Serikat yang liberal.

Era reformasi, Indonesia kembali menjalin hubungan dengan blok sosialis, Presiden Abdurahman Wahid menormalisasi hubungan diplomatik dengan China dan SBY melirik Russia sebagai pemasok pesawat tepur. Indonesia usai orde baru seiring dengan bubarnya Uni Soviet tidak lagi bergantung kepada Amerika Serikat dalam hal persenjataan.

Perang modern tidak lagi melulu perang secara konvensional, perang ekonomi dalam menundukkan sebuah bangsa dalam persaingan global, apalagi berlakunya perdagangan bebas dunia menjadi sebuah strategi. Perang tariff impor antara Amerika Serikat dan China beberapa waktu belakangan ini langsung dirasakan dampaknya bagi Indonesia.

Sebutlah saat ini dalam situasi perang ekonomi, seperti dikatakan oleh menteri keuangan, ada strategi yang dilakukan untuk menghadapi gempuran dolar  yang makin menguat yang tidak terprediksi. Persoalan utama yang dihadapi Indonesia adalah harus tetap menjaga APBN terutama terhadap pembayaran utang luar negeri yang membengkak oleh karena pelemahan nilai tukar. Mau tidak mau pemerintah harus mencari rupiah lebih banyak dari perhitungan semula, seperti disebut diatas asumsi pada APBN 2018 nilai tukar dipatok Rp 13.400 per US $, menjelang kwartal ke 2 ini, rupiah mengalami depresiasi hingga Rp. 14.107 pada hari ini yang sulit diprediksi perubahanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun