Mohon tunggu...
Maulida Husnia Z.
Maulida Husnia Z. Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Belajar menulis kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Tidak Semua Kasih Sayang kepada Anak itu Baik

30 Maret 2018   11:22 Diperbarui: 30 Maret 2018   11:53 694
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : www.halloweenexpress.com

Setelah menikah, memiliki buah hati tentunya merupakan impian semua pasangan. Sebuah keluarga dirasa belum lengkap apabila belum ada celoteh-celoteh kecil di dalamnya. Kehadiran seorang anak dalam sebuah keluarga, dapat menambah berlipat-lipat kali kebahagiaan didalamnya.

Jika sebelumnya hanya ada suara seorang pria dan suara seorang wanita berpadu dalam suatu bahtera, maka setelah kehadiran anak, suara-suara tersebut dapat bervariasi menjadi banyak versi. Seperti ketika ada tangisan di tengah malam, tawa yang membuat siapa yang mendengarnya ikut tertawa, dan masih banyak lagi.

Orang tua manapun, tidak perlu diragukan lagi. Mereka semua sudah pasti sangat menyayangi darah dagingnya sendiri. Anak yang sudah lama diharap-harap kehadirannya, kini eksistensinya nyata. Apapun rela dilakukan orang tua demi melihat anaknya bahagia. Segala kasih sayangnya tercurah tanpa henti setiap harinya.

Namun ketika mencurahkan segala bentuk kasih sayangnya kepada anak, terkadang orang tua tidak teliti. Niatnya memang baik, namun justru sebaliknya, tidak baik bagi anak. Kasih sayang yang salah, akhirnya berpatokan pada "asalkan anak senang". Ini sebenarnya masalah sepele, namun jika dilanjutkan bisa saja menimbulkan keburukan pada anak.

Menuruti nafsu makan anak yang berlebihan

Mayoritas orang tua mungkin akan senang jika melihat anaknya lahap dan mempunyai semangat tinggi untuk makan. Itu dirasa lebih baik daripada mempunyai anak yang susah makan dan pilih-pilih. Namun seperti yang kita semua tahu, banyak makan sudah pasti dapat menjadikan anak tersebut mempunyai berat badan yang berlebih.

Kita bisa saja mengelak jika anak yang gendut itu justru lucu dan menggemaskan. Duh, apalagi pipinya. Minta dicubit.

Lalu jika ada yang mengingatkan bahwa berat badan berlebih itu tidak baik, kita masih bisa mengelaknya lagi dengan argumen "masih kecil, nanti kalau sudah besar pasti nggak gendut lagi."

Bagaimana jika kebiasaan waktu kecil tersebut terbawa hingga ia dewasa nanti? Pola dan nafsu makan yang tidak terkontrol sejak kecil, lalu semakin menjadi-jadi. Alhasil, anak tersebut pun mengalami obesitas.

Obesitas sudah tentu berbahaya bagi anak. Berat badan yang berlebih tersebut akan menimbulkan dampak negatif seperti gangguan pernapasan, gangguan sistem imun, dan resiko timbulnya penyakit yang berbahaya.

Memanjakan anak dengan barang yang diinginkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun