Mohon tunggu...
Maulida Husnia Z.
Maulida Husnia Z. Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswi

Belajar menulis kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pentingnya Membiasakan Anak Berbahasa Krama

19 Maret 2018   18:47 Diperbarui: 19 Maret 2018   19:19 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
akudanmamablog.wordpress.com

Seiring berkembangnya zaman, di abad 20 yang serba modern ini banyak sekali hal baru bermunculan di sekeliling kita. Entah itu tren baru, teknologi baru, dan masih banyak lagi. Jika ada hitam, maka disanalah putih. Sama halnya dengan perkembangan zaman saat ini. Tentunya zaman yang semakin hari kian berkembang ini membawa banyak dampak bagi manusia, baik itu positif maupun negatif.

Dari segi apapun itu, saya rasa perkembangan zaman saat ini mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap generasi muda bangsa, khususnya anak-anak. Seperti yang kita tahu, banyak beredar berita-berita tentang anak kecil yang sudah kelewat dewasa. Anak berumur 5 tahun yang bebas mengakses situs porno misalnya.

Coba ingat, apakah bertahun-tahun silam ketika kita masih seumur mereka, hal itu mungkin terjadi? Saya masih ingat masa ketika handponekala itu masih menjadi barang yang amat sangat tersier. Bahkan, mungkin satu kampung bisa kita hitung dengan jari siapa saja yang mempunyai benda elektronik tersebut.

Selain berkembangnya teknologi yang mempunyai sisi kelam, perkembangan tren juga tidak kalah menantang. Sekarang banyak kita jumpai anak kecil yang sudah mempunyai dunia bak orang dewasa. Mulai dari cara berpakaian, sopan santun, sampai gaya berbahasa, semua tidak sama lagi seperti tahun-tahun sebelumnya. Itulah kenapa sebutan "generasi micin" kerapkali kita dengar saat ini.

Seperti yang saya sebutkan tadi, salah satu perubahan tren di masa kini adalah perubahan gaya bahasa. Sekarang, jarang sekali kita jumpai anak kecil yang menggunakan bahasa daerahnya masing-masing. Karena saya tinggal di Jawa, maka contoh nyatanya adalah mulai pudarnya tata krama menggunakan bahasa Jawa krama halus maupun krama inggil di masyarakat.

Bahasa Jawa mempunyai banyak variasi. Contohnya, jika dalam bahasa Indonesia ada kata "kamu" dan "anda" yang kerap kita gunakan, maka dalam bahasa Jawa ada lebih banyak variasi lagi. Menurut tingkatannya dari super kasar hingga super halus, ada beberapa urutan mulai dari "kowe"; "awakmu"; "sampean"; dan "njenengan". Nah, njenenganinilah kata yang tepat ditujukan kepada orang yang lebih tua. Ini juga merupakan salah satu penerapan bahasa krama inggil dalam kehidupan sehari-hari kita.  

Banyak orang tua yang sedari dini mengajarkan anaknya untuk berbahasa Indonesia dengan baik dan benar di kesehariannya. Ini membuat mayoritas anak tidak mengetahui bahasa daerahnya sendiri.

Mengajarkan bahasa nasional memanglah penting, namun membiasakan anak berbahasa Indonesia sepenuhnya dalam kehidupan sehari-hari menurut saya bukanlah tindakan yang tepat.

Alangkah baiknya jika bahasa Indonesia yang sesuai kaidah ini digunakan anak dalam kehidupan formalnya, seperti di sekolah. Sementara itu ketika dalam lingkup informal, sebaiknya anak dibiasakan menggunakan bahasa krama halus dan krama inggil. Salah satu manfaatnya adalah untuk melatih anak agar mempunyai sopan santun, terutama kepada yang lebih tua.

Kalau bukan orang tua yang mengajarkannya, maka kepada siapa lagi anak akan belajar bahasa krama. Mata pelajaran bahasa jawa di sekolah tentu tidaklah cukup untuk mematri bahasa krama pada anak jika tidak didukung dengan stimulasi dan peran orang tuanya dirumah.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun