Mohon tunggu...
Keminah
Keminah Mohon Tunggu... Lainnya - Emi

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teknik dan Strategi Bimbingan Pribadi Sosial untuk Menumbuhkan Self-Efficacy pada Peserta Didik

4 Desember 2020   14:14 Diperbarui: 4 Desember 2020   14:18 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

MASALAH PRIBADI SOSIAL SERTA STRATEGI DAN TEKNIK BIMBINGAN PRIBADI SOSIAL UNTUK MENUMBUHKAN SELF-EFFICACY PADA DIRI PESERTA DIDIK
KEMINAH
191330000428
3 PGSD A1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA

PENDAHULUAN
Masalah merupakan sesuatu yang harus diselesaikan, karena jika dibiarkan begitu saja akan berdampak buruk bagi orang yang bersangkutan. Terlebih jika itu terjadi pada diri peserta didik, masalah itu tidak hanya terjadi karena faktor dalam diri individu itu sendiri tetapi juga karena faktor lain yang bersangkutan dengan masalah pribadi sosial. Disamping masalah pribadi sosial yang sering terjadi pada peserta didik, terdapat strategi dan teknik bimbingan yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Tentunya tidak bisa dengan cara yang instan, tetapi melalui beberapa proses layanan konseling yang tersedia dalam lingkungan pendidikan. Disini peran guru amat sangat penting untuk membantu menyelesaikan masalah pribadi sosial ini. Masalah pribadi sosial dapat dialami oleh setiap orang terlebih adalah anak-anak yang masih dalam bangku sekolah yang mana masih dekat dengan kehidupan sehari-hari yang terjadi disekitar kita. Penyelesaian masalah ini juga harus dengan strategi dan Teknik bimbingan yang tepat agar sejalan dengan penyelesaiannya. Tujuan pemilihan tema ini yaitu agar pembaca mengetahui pentingnya menyelesaikan masalah pribadi sosial ini dengan penggunaaan Teknik dan strategi bimbingan yang tepat agar nantinya tidak berdampak buruk bagi kehidupan individu itu sendiri maupun orang lain.
PEMBAHASAN/ISI
Pada dasarnya bimbingan adalah bantuan yang diberikan pada seorang (individu) atau sekelompok orang, agar mereka itu dapat berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri. Kemandirian ini mencakup 5 fungsi pokok yaitu: pertama, mengenal diri sendiri dan lingkungan, kedua menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis, ketiga mengambil keputusan, keempat mengarahkan diri, kelima mewujudkan diri (Prayitno, 1987).
Menurut (Deni, 2011) bimbingan konseling pribadi adalah layanan bimbingan konseling yang diberikan kepada individu untuk menemukan dan mengembangkan diri sehingga menjadi pribadi yang mantap dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
Yusuf mendefinisikan bimbingan pribadi sosial merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam memecahkan masalah-masalah pribadi sosial. Yang tergolong dalam masalah-masalah pribadi sosial adalah hubungan dengan sesama teman, dengan guru atau dosen, serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan Pendidikan dan masayarakat mereka tinggal, dan penyesuaian konflik (Yusuf, 2010).
Bimbingan pribadi sosial diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan memperhatikan karakteristik pribadi serta macam-macam yang dialami oleh setiap individu. Bimbingan pribadi sosial diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pengembangan diri dan sikap-sikap yang positif serta keterampilan-keterampilan pribadi sosial yang tepat.
Masalah pribadi timbul pada dasarnya ketika seseorang tidak bisa memahami, menerima dirinya sehingga tidak mammpu mengaktualisasaikan potensi yang dimilikinya. Tetapi ada beberapa masalah pribadi yang kerap dimiliki sesorang, sehingga berdampak negatif terhadap dirinya ataupun bagi orang lain sehingga memerlukan tuntunan dan bimbingan.
Upaya mengatasi masalah pribadi sosial, maka guru ataupun pendidik dapat memberikan layanan bimbingan konseling terhadap peserta didik. Sebelumnya layanan bimbingan pribadi sosial merupakan bimbingan yang membantu para individu dalam menyelesaikan masalah-masalah pribadi sosial atau dengan kata lain suatu bimbingan yang diberikan oleh seorang ahli kepada individua atau kelompok dalam membantu individu menghadapi masalah-masalah pribadi sosial, seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaualan. Bimbingan dan konseling pribadi sosial merupakan proses bantuan untuk memfasilitasi siswa agar memiliki pemahaman tentang karakteristik dirinya, kemampuan mengembangkan potensi dirinya, kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi. Guru tidak hanya berperan sebagai mediator transfer ilmu saja tetapi juga memberikan bimbingan kepada peserta didik agar menjalani hidup sesuai aturan, memberikan nasehat dan sebagainya. Adapun yang tergolong dalam masalah-masalah pribadi sosial adalah masalah hubungan dengan teman, guru, serta staf, pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan lingkungan Pendidikan danmasyarakat tempat mereka tinggal, serta penyelesaian konflik (Nurihsan, 2006).
Untuk menyelesaikan masalah pribadi sosial diperlukan strategi dan teknik yang tepat, agar masalah dapat terselasaikan dengan baik serta peserta didik dapat mengikuti kegiatan pendidikan dengan baik sehingga mampu membantu mereka mengembangkan potensi yang dimilikinya setelah terhambat oleh masalah-masalah pribadi sosial yang menghambat perkembangan mereka dalam dunia Pendidikan. Berikut strategi dan Teknik bimbingan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut:
a)Konseling individual dan kelompok
Konseling merupakan hubungan yang berupaya memberikan bantuan yang berfokus pada penyelesaian dan pengentasan problematika siswa yang berkaitan dengan hambatan yang didalamnya baik bersifat perkembangan maupun pertumbuhan. Melalui konseling, peserta ddidik dibantu untuk mendefinisikan pengambilan keputusan secara lebih tepat. Konseling ini dapat dilakukan secara individual mauoun kelompok.
b)Referal (rujukan atau ahli tangan)
Pelayanan yang baik adalah usaha yang dilaksanakan dan diselenggarakan bagi mereka yang benar-benar ahli. Begitu pula pada bentuk pelayanan bimbingan dan konseling tidak semua hal dapat diatasi oleh diri konselor pribadi, apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk menangani masalah konseling, maka sebaiknya dia mereferal, atau mengalihtangankan konseling kepada pihak lain yang berwenang, seperti psikologi, psikiater, dokter dan kepolisian (Tohirin, 2007).
c)Kolaborasi dengan pihak yang terkait
Kolaborasi dengan pihak-pihak terkait di luar sekolah yang mana berkaitan dengan upaya sekolah untuk menjalin kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dengan peningkatan mutu pelayanan bimbingan. Jalinan kerjasama ini dapat dilakukan diantaranya dengan, instansi pemerintah, instansi swasta organisasi profesi seperti ABKIN (Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia), para ahli dalam bidang tertentu yang terkait seperti psikolog, psikiater, dan dokter, serta MGP (Musyawarah Guru Pembimbing).
d)Kolaborasi dengan orang tua
Menurut Depdiknas, upaya kerjasama antara konselor denagn para orang tua peserta didik untuk mengembnagkan perkembangan siswa. Kerjasama ini penting agar proses bimbingan terhadap peserta didik tidak hanya berlangsung disekolah tetapi juga oleh orang tua dirumah.
e)Bimbingan teman sebaya
Bimbingan teman sebaya ini dalah bimbingan yang dilakukan oleh peserta didik terhadap peserta didik lainnya. Peserta didik yang menjadi pembimbing sebelumnya diberikan latihan atau bimbingan oleh konselor. Peserta dididk yang menjadi pembimbing berfungsi sebagai mentor atau tutor yang membantu peserta didik lain dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya, baik akademik maupun non akademik (Winkle, 1997).

Disamping strategi dan Teknik bimbingan sosial yang tepat harus didukung dengan self-efficacy yang mana berperan untuk membantu membangkitkan seorang setelah keluar dari masalah pribadi sosial, sebagai upaya untuk mengembalikan diri mereka seperti saat sebelumnya yang mana mereka dapat mengikuti kegiatan Pendidikan sesuai aturan. Self-efficacy merupakan penilaian terhadap kemampuan diri seseorang. Bandura; Pajares dan miller dalam Feldman menyatakan bahwa self-efficacy mengacu pada harapan yang dipelajarai seseorang bahwa dirinya mampu melakukan suatu perilaku ataupun menghasilkan sesuatu yang diharapkan dalam situasi tertentu (Suseno, 2012).
Juntika Nurihsan dan Syamsu Yusuf mengemukakan bahwa self-efficacy merupakan keyakinan diri (sikap percaya diri) terhadap kemampuan sendiri untuk menampilkan tingkah laku yang akan mengarahkan kepada hasil yang diharapkan (Nurihsan, 2008).
Dalam hal inilah bimbingan pribadi sosial merupakan salah satu pilihan layanan dalam pelaksanaan bimbingan konseling untuk self-efficacy peserta didik supaya dapat membuat peserta didik dalam menentukan dan mengembnagkan dirinya secara optimal dan mandiri sesuai kewajibannya sebagai makhluk Tuhan, serta dapat membantu peserta didik untuk mengenali lingkungan sosialnya.
Self-efficacy dapat ditumbuhkan dan dipelajari melalui 3 sumber informasi. Sumber-sumber informasi tersebut dipakai sebagai alat untuk menumbuhkan dan mengembnagkan self-efficacy dalam diri individu. Adapun sumber-sumber informasi tersebut adalah:
1.Pengalaman Performansi, yaitu prestasi yang pernah dicapai pada masa yang telah lalu. Sebagai sumber, performansi masala tau menjadi pengubah self-efficacy yang paling kuat pengaruhnya.
2.Persuasi Sosial, yaitu self-efficacy yang dapat diperoleh, diperkuat atau dilemahkan melalui persuasi sosial. Dampak dari sumber ini terbatas, tetapi pada kondisi yang tepat persuasi diri orang lain dapat mempengaruhi self-efficacy. Kondisi itu adalah rasa percaya kepada pemberi persuasi, dan sifat realistic dari apa yang dipersuasikan.
3.Keadaan Emosi, yaitu keadaan yang mengikuti suatu kegiatan akan mempengaruhi efisasi dibidang kegiatan itu. Emosi yang kuat, takut, cemas, stress, dapat mempengaruhi self-efficacy. Namun bisa terjadi, peningkatan emosi (yang tidak berlebihan) dapat meningkatkan self-efficacy. Perubahan tingkah laku akan terjadi jika sumber ekspektasi efisasinya berubah. Pengubahan self-efficacy banyak dipakai untuk memperbaiki kesulitan dan adaptasi tingkah laku orang yang mengalami berbagai masalah.
SIMPULAN
Masalah pribadi sosial harus diselesaikan dengan baik untuk membantu peserta didik keluar dari hambatan yang membuat mereka mengalami perubahan pada arah kemunduran selama proses pembelajaran. Disamping masalah pribadi sosial peserta didik harus diberikan bimbingan pribadi sosial yang dilakukan pendidik yang mana bimbingan ini nantinya akan berperan penting dalam menyelesaikan masalah pribadi sosial,   Penyelesaian masalah pribadi sosial dapat dilakukan melalui beberapa strategi dan teknik yang tepat. Untuk mengembalikan kondisi peserta didik seperti sebelumnya dapat didukung dengan membangun self-efficacy untuk menumbuhkan kepercayaan dirinya sehingga mampu mengikuti proses pembelajaran sesuai aturan serta dapat membantu mereka dalam mengembnagkan potensi yang dimilikinya.

DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Departemen Pendidikan Nasional, Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal.
Febriani, Deni. 2011. Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Teras.
Hanum, Atifah & Casmini. 2015. Bimbingan Pribadi Sosial untuk Self-Efficacy Siswa dan Imlikasinya Pada Bimbingan Konseling SMK Diponegoro Depok Sleman, Yogyakarta. Jurnal Hisbah. Vol. 12. No. 2.
Hidayat, Arifin. 2019. Layanan Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial. Jurnal Bimbingan Konseling Islam. Vol. 1. No. 2. Hlm: 235-250.
Khalilah, Emmi. 2017. Layanan Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial dalam Meningkatkan Keterampilan Hubungan Sosial Siswa. Journal Of Islamic Guidance And Counseling. Vol. 1. No. 1. Hlm: 41-57.
Nurihsan, A. J. 2006. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Nurihsan, dkk. 2008. Teori Kepribadian. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Prayitno. 2003. Profesional Konseling dan Pendidikan Konselor. Yogyakarta: UCY Press.
Suseno, Miftahun Ni'mah 2012. Pengaruh Pelatihan Komunikasi Interpersonal Terhadap Efikasi Diri Sebagai Pelatih pada Mahasiswa. Jakarta: Ash-Shaff Yogyakarta.
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Raja Grapindo Persada.
Winkle, W.S. 1997. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
Yusuf, Syamsu dan A. Juantika N. 2010. Landasan Bimbingan & Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun