Mohon tunggu...
Kemas Ahmad Adnan
Kemas Ahmad Adnan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan Ilmu Komunikasi

Sekarang sedang belajar dan mencoba menulis berita, cerita, opini dsb

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Media Informasi Manusia: Anytime, Anywhere, Anyone

1 April 2021   12:51 Diperbarui: 1 April 2021   13:05 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan berjalan beriringan dengan manusia. Ketika manusia meraih pengetahuan, maka pengetahuan yang dipelajari akan besar kemungkinan diolah kembali. Output pengolahan pengetahuan selalu ditenggarai oleh hasrat untuk memudahkan kepentingan manusia utamanya kegiatan sehari-hari dan selanjutnya meraih kesempatan baru menambah pengetahuan. Selama terdapat masalah dan hasrat memudahkan di dalam kehidupan manusia, maka penemuan-penemuan baru akan bermunculan dan akhirnya membawa manusia pada era penemuan dan perkembangan.

Perkembangan dalam kehidupan manusia memiliki banyak bentuk dan memengaruhi berbagai bidang. Salah satu yang paling berpengaruh dalam kehidupan adalah perkembangan teknologi internet yang telah mengubah kebiasaan manusia secara signifikan dalam aktivitas mengakses informasi dan berkomunikasi. Internet yang sebelumnya digunakan secara eksklusif perlahan dikembangkan hingga mampu diakses banyak orang seperti google yang mengintegrasikan konsep internet dan wadah mencari informasi hingga munculah istilah search engine. Berbicara tentang informasi, kita juga tidak dapat melupakan media massa yang saat ini telah berkolaborasi dengan internet dibuktikan melalui munculnya era New Media untuk menggambarkan media konvensional yang berubah menjadi digital.

New Media dalam Kenangan

Bicara tentang fenomena new media, 10 tahun yang lalu ketika masih menjadi seorang pelajar, saya mulai menyadari terjadi revolusi dalam aktifitas untuk mencari serta membagi informasi dan berkomunikasi di lingkungan sekitar. Kesadaran ini dimulai pada masa sekolah menengah pertama (SMP)  sekitar tahun 2011 dimana istilah "New Media" muncul dalam benak saya dari ulasan artikel di majalah sekolah. Dalam artikel tersebut new media didefinisikan sebagai media atau platform informasi dan komunikasi yang berintegrasi dengan internet. Melalui definisi tersebut saya mulai berusaha meraba dan membayangkan apa itu new media dengan menggambarkanya melalui analogi wadah makanan dimana akses untuk menambah dan mengambil/menghabiskan makanan di dalamnya tidak terbatas, namun tidak terbatas ini memerlukan setiap pihak yang terikat menyadari batasan makanan yang dapat ia bagi ataupun yang diambil.

Melalui gambaran sederhana tersebut saya menemukan fenomena teman di lingkungan saya aktif menggunakan bentuk new media seperti facebook ataupun blogging. Facebook adalah salah satu media sosial yang sempat booming dan trendi terutama di lingkungan saya karena dapat membantu berinteraksi dengan orang yang telah kita ketahui maupun tidak. Dalam penggunaan facebook teman-teman saya biasanya memposting foto dengan caption atau membuat status yang berfungsi untuk mengabarkan perasaan dan kegiatan sehari-hari kepada teman online. Sedangkan untuk penggunaan blog atau blogging teman saya akan membuat domain blogspot yang memberikanya akses mengolah halaman blog sendiri dan biasanya akan dijadikan platform menulis ulasan bertema bebas seperti game, hacker, bisnis, cerpen dsb.

Meskipun blog dan facebook menjadi tren, penggunaan media konvensional seperti cetak dan elektronik juga masih banyak dijumpai dan diakses pada lingkungan saya. Misalnya untuk cetak, saya setiap pagi memiliki kebiasaan mencari koran di post satpam sekolah terutama jawa post karena mendapati tempat tersebut selalu konsisten membeli koran atau masih banyak toko buku yang secara khusus menyediakan koran sehingga saya tidak kesulitan mencari sumber bacaan. Saat itu koran jawa post bagi saya adalah brand media cetak terpercaya untuk mencari berita unik, menarik, dan valid. Selain koran, majalah terutama hasil produksi klub jurnalisme sekolah menjadi media cetak yang selalu saya ikuti karena memuat informasi penting terutama tentang sekolah dan realitas dunia dalam pandangan anak SMP. Selain penyajian informasi penting, majalah sekolah juga memiliki program pembinaan yang aktif meminta dan memposting hasil karya siswa terutama di bagian opini serta ilustrasi dan beruntungnya saya sempat merasakan menjadi kontributor untuk memposting karya di bagian karikatur.

Jika dilihat sekilas dalam periode ini, media konvensional dan new media dapat dibedakan dari kesempatan untuk diakses oleh pembaca. Misalnya media konvensional dapat diakses informasinya ketika pembaca pergi ke tempat spesifik yang menjual atau menawarkan kesempatan membaca media cetak atau untuk elektronik membutuhkan waktu tertentu seperti pagi atau sore sebelum mendapatkan paparan informasi terbaru. Sedangkan new media, akses cenderung lebih fleksibel terutama ketika pembaca memiliki sarana yang dibutuhkan seperti internet, smartphone atau PC. Ketika sarana untuk mengakses new media berhasil didapatkan maka audiens memiliki kebebasan mengaksesnya tanpa perlu repot-repot menyesuaikan waktu kapan informasi dikeluarkan.

Periode kedua dari perkembangan fenomena media saya temukan lagi di tahun 2015-2016 dimana internet dapat dimanfaatkan dalam berbagai bentuk integrasi dan  tidak terbatas pada facebook atau blog. Hal ini dapat terjadi karena perubahan dan perkembangan pengetahuan atas internet  sudah banyak. Contohnya saya menemukan media sosial jenis baru sepeti instagram dan wadah menulis seperti wordpress, wattpad ataupun quora. Selain instagram dan media menulis saya juga menemukan banyak bermunculan media massa dalam bentuk online atau digital yang dapat diakses melalui google. Kehadiran fenomena ini menghadirkan gelombang baru tren dalam lingkungan saya dimana kemudahan akses informasi melalui new media menjadikan terutama di kalangan anak muda mulai mengurangi keinginan untuk mencari media konvensional.   

Secara konsep media sosial instagram hampir sama dengan facebook, akan tetapi  instagram lebih mengunggulkan fitur media sharing foto. Disitu saya menemukan akun wowfakta yang kontenya memberikan insight seputar fakta menarik dan merangkum deskripsi foto dalam satu paragraf di layoutnya. Pertemuan dengan akun wowfakta menjadi awal mula saya menyadari bentuk baru pembuat konten dalam memberikan informasi kepada audiens. Bentuk baru disini adalah penggunaan gambar visual dipadukan dengan deskripsi singkat yang seolah mendorong audiens menggunakan imajinasinya untuk memaknai dan mencari hubungan antara gambar visual dengan deskripsinya. Keunikan dan model baru ini saat itu nyatanya tidak hanya menarik rasa keingintahuan saya saja, akan tetapi lingkungan pertemanan juga. Pada akhirnya dalam perkembangannya sampai saat ini, instagram menjadi salah satu media sosial berating tinggi dan popular terutama dalam penyajian informasi secara unik dan menarik.

Untuk wordpress, wattpad dan quora secara fundamental memiliki kesamaan dengan blog yaitu platform menulis, yang membedakannya ada di label masyarakat dan fungsi platform tersebut. Wordpress misalnya secara sistem dan fungsi hampir sama dengan blogspot seperti membuat akun, alamat web sendiri serta kontrol konten dan desain secara mandiri, namun yang membedakan terdapat pada label masyarakat seperti lingkungan saya yang percaya wordpress lebih baik dan mudah dalam pengaturan konten dan desain. Untuk wattpad dan quora menurut saya sistemnya hampir sama, terutama pada konsep yang berorientasi kepada audiens dan pembuat konten. Namun untuk wattpad lebih mengarah pada konten-konten cerita atau web novel sedangkan untuk quora lebih interaktif dimana basis konten berasal dari jawaban pertanyaan  yang diajukan oleh audiens.

Pada periode tersebut pula media online atau media massa berbasis digital mulai banyak bermunculan dan tidak hanya didominasi media massa besar dan terkenal seperti tempo, detik, sindo, ataupun jawa post.  Media online yang muncul adalah jenis media yang berorientasi pada citizen journalism dan tidak selalu wartawan yang secara resmi bekerja dalam perusahaan media seperti kompasiana. Variasi bentuk dan jenis ini menjadikan setiap media online memiliki keunikan dan labelnya masing-masing yang menjadi pembeda ketika audiens membutuhkan informasi atau berkontribusi terhadap isu tertentu. Katakanlah seperti mojok.com sebagai platform media online yang ramah dan mendorong opini masyarakat terhadap isu tertentu dipublikasikan (opini) atau asumsi.co yang terkenal dengan opini dan berita investigasi akurat. Perbedaan dan ciri khas masing-masing media ini menunjukan pada saya gambaran bagaimana saat ini media online diterima oleh masyarakat ditunjukan melalui kontribusi mereka terhadap penyusunan informasi ataupun meningkatnya pengetahuan mereka terhadap variasi brand media.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun