Bicara soal media sosial alangkah baiknya kita membahas apa arti dari media sosial itu sendiri, mungkin ditelinga kita nama media sosial sudah tidak asing lagi terdengar namun walaupun sudah sering terdengar,seringkali apabila ditanya artinya kita masih bingung,ini adalah penjelasan sedikit tentang media sosial.
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. itulah selintas arti media sosial.
saya sendiri adalah pengguna media sosial yang mempunyai moto "tiada internet di diruah internet di warnet pun jadi" . ya, saya suka sekali media virtual satu ini karena selain menambah ilmu pengetahuan saya, internet adalah salah satu tempat reflesing saya,dimana saat saya stress menghadapi permasalahan hidup seperti kuliah dan dunia kegalauan alias cinta, malamnya saya selalu membuka media satu ini,karena dengan membuka media virtual inilah permasalahan kuliah atau kegalauan hati menjadi hilang. bicara soal media sosial, Facebook dan Twitter adalah media sosial yang "wajib" hukumnya untuk saya apabila saya internet, disamping untuk sekedar melihat status status galau teman di facebook dan twitter, media sosial ini adalah wadah saya untuk mencari sang pujaan hati. suatu ketika saya pernah chat sama seorang perempuan yang entah darimana tiba tiba saja menchat saya, tanpa berfikir panjang, langsung dengan cepat saya balas,tapi sebelum saya balas chatannya,saya melihat profil perempuan aneh tersebut,kenapa saya bilang aneh,karena dia orang pertama yang ngechat cowok jelek kayak saya..setelah itu saya balas dan proses perkenalan pun terjadi, disitulah terjadi tukar menukar nomor hape, setelah kejadian chat tersebut, kami pun akhirnya pendekatan dan mulai tahap pertemuan. dan finally kami pun jadian.. Melalui media sosial seperti Facebook dan Twitter sebuah komunikasi dengan mudah bisa di jalankan. Lepas dari dampak positif dari pesatnya perkembangan jejaring sosial, perlu juga diketahui dampak negatifnya. Jejaring sosial bak pisau bermata dua. Namun menurut saya pemanfaatkan media sosial sepenuhnya berada di bawah kendali penggunannya sehingga tidaklah bijaksana menyalahkan keberadaan jejaring sosial tersebut.saya akan menjelaskan beberapa dampak negatif yang muncul akibat penggunaan jejaring sosial yang berlebihan :
1. Membuat waktu terbuang dengan sia-sia
Sudah beberapa  waktu saya mengamati perilaku pengguna jejaring sosial dengan berinteraksi secara intensif dengan beberapa users. Satu pertanyaan yang sering hinggap di benak saya adalah bagaimana user tersebut bisa online terus padahal secara teori mereka seharusnya sedang bekerja, istirahat tidur malam hari, ataupun sedang beribadah. Tidak jarang interaksi saya lakukan dengan mereka yang sudah bekeluarga sehingga tidak jarang saya berpikir bagaimana mereka mengatur interaksi dengan keluarga mereka kalau setiap saat waktunya dihabiskan dengan melototi layar komputer dan keyboard smartphonenya.
Saya mengakui jika sebagian orang memang memanfaatkan jejaring sosial sebagai media bisnis mereka. Namun bagi mereka yang hanya sekedar bercengkerama di jejaring sosial tanpa tujuan yang pasti selain ngobrol dan bohong,bukankah itu merupakan pembuangan waktu secara sia-sia. Dari contoh tersebut secara tidak langsung jejaring sosial mulai menyandera waktu kita sehingga membuat diri kita tidak produktif dalam berkarya ataupun melakukan hal-hal positif lainnya.
2. Menambah beban pengeluaran
Keberadaan jejearing sosial yang menjadi bagian dari kehidupan manusia modern sehingga kepemilikan akun salah satu jejaring sosial seolah menjadi WAJIB hukumnya. Nah implikasi yang muncul adalah harus adanya alat yang bisa dipergunakan untuk akses media sosial tersebut seperti komputer dan handphone. Namun, perlu dicatat alat saja belum cukup tanpa terhubung dengan fasilitas internet. Walhasil seorang user media sosial harus merogoh kocek lebih banyak untuk biaya menggunakan media sosial tersebut. Yang menjadikan diri saya sedih adalah melihat kenyataan jika user media sosial lebih memprioritaskan keberlangsungan penggunaan media sosial dengan mengorbankan kebutuhan lain yang lebih utama seperti makan, minum, pendidikan dll.
Suatu hari saya chat dengan seorang mahasiswa yang mengeluh dengan biaya buku dan fotokopi yang sangat mahal. Setelah beberapa saat ngobrol ketahuan jika dana pendidikan dari orang tua dibelikan perangkat smartphone dengan koneksi internet yang berharga ratusan ribu per bulan. Yang menjadi ironis adalah mengapa fotokopi sebesar 10 ribu lebih mahal daripada biaya penggunaan teknologi untuk beriteraksi dengan media sosial yang biayanya ratusan ribu per bulan?
Contoh kedua adalah adanya seorang user yang lebih mengutamakan membeli voucher internet daripada susu anaknya atau membayar sekolah anaknya. Bagi saya kedua contoh tersebut sangat menyedihkan.
3. Mengganggu konsentrasi belajar