Mohon tunggu...
Kita/
Kita/ Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Semua orang pasti punya keresahan. Pasti punya masalah. Kita bisa berbagi apapun untuk selesaikan itu. Kita disini mau berbagi banyak hal lewat tulisan, foto, dan video.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Melawan Orangtua dengan Karya : #SosialKita1

16 November 2015   08:25 Diperbarui: 18 Juli 2016   10:33 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya dalam hati Kita berteriak keras.

Apapun halangannya akan ku terjang. Impianku harus terwujud.

Kata-kata motivasi itu sangat kuat tertanam dalam hati. Langkah pertama mewujudkan impian ini mudah. Sampaikan saja dulu dengan keluarga. Khususnya kepada dua sosok pria dan wanita yang sejak kecil memupuk mimpi Kita agar terwujud. Bapak dan Mama.

Ini langkah pertama yang berat. Buat yang didukung orangtua bersyukurlah. Langkah pertama sudah sukses. Ini nihyang perlu “bantai” untuk dicari solusinya. Gimanadengan yang ditolak orangtua. “Pa, Ma “ade” kan sudah besar. Sudah bisa menentukan keinginan sendiri. Ade mau jadi pemain bola.” Dan Bapak dengan suara keras menjawab “Apa!!?” “Memang bisa makan apa dengan main-main seperti itu?. Mau makan rumput kamu?”. Ternyata mewujudkan mimpi ga mudah. Orangtua saja menjadi lawan pertama.

Buktikan teriakan hati tati. Apapun halangannya akan ku terjang. Impianku harus terwujud. Kita tidak melakukan hal yang salah. Jangan sampai keinginan orangtua menjadi penghalang. Jangan sampai berbelok arah. Kasih mereka pengertian atas atas impianmu. Sampaikan apa alasanmu, kenapa, dan untuk apa itun semua. Lakukan dengan caramu sendiri. Bukan impian namanya kalau tidak diwujudkan.  Karena “Anak bukan pelampiasan atas impian masa muda orangtua yang tidak tercapai”. Dari awal kalimat diawal diatas, penekanannya adalah berjuang. Tidak pernah disarankan untuk melunakkan hati. Tidak pernah. Tapi akhirnya jika hati Kita melunak dan mengikuti orangtua. Itu keinginanmu dan berjuanglah juga dengan itu. Jangan pernah sesali itu “nanti”. Jangan pernah sesali. Karena sudah tidak ada lagi gunanya.

Satu-satunya dan hanya satu alasan Bapak dan Mama hanya ingin melihat anaknya bahagia. Itu saja. Tidak kurang dan tidak lebih. Mereka tidak ingin saat tua nanti melihat anaknya hidup susah. Numpang dirumah mertua. Itu juga yang menuntut Kita harus mengikuti keinginan mereka. Mereka sayang Kita dengan cara mereka “itu”.

Buat yang memilih berjuang dengan impiannya. SELAMAT, Kita sudah lolos dengan “ujian berat” pertama. Masih banyak ujian yang lebih berat lainnya. Lawanlah orangtua dengan karya Kita nanti. Itu akan menjadi spirit boosterKita. Setiap terjatuh dan gagal. Bangkit lagi. Lakukan itu terus berulang-ulang. Kalahkan bisikan itu. Karena ada saja, bisikan “Kenapa dulu gaikut kata Bapak saja ya jadi PNS”. Jangan lemah dengan bisikan itu. Karena cuma satu jawaban dan solusi atas “bencinya” Bapak dengan impian Kita. Cuma sukses dengan impian ini yang akan menenangkan Bapak. Karena untuk pertama kalinya atau mungkin kesekian kalinya. Anak kesayangannya melawan perintahnya karena “impian konyol” bocah. Saat sukses nanti kerasnya hati Bapak akan hancur. Doa Kita selama puluhan tahun akan terjawab saat Bapak berusaha tegar. Padahal matanya sudah berkaca-kaca dan akhirnya air matanya mengalir. Hatinya yang hancur berkata, “Anakku sudah sukses dengan impiannya. Kenapa selama ini Aku tidak mendukungnya.”

Apapun impian Kita, berusahalah untuk itu. Mendapatkan impian itu ajaga mudah. Banyak orang diluar sana yang hidupnya ga jelas. Bahkan bermimpi ajamereka gabisa. Karena harus memikirkan perutnya terisi dulu.

Selamat berjuang.

Mungkin impian kita dianggap murahan
Jangan lemah dengan semua halangan
Teruslah berjuang hai teman
Sampai akhirnya semua jadi beneran

Senang bisa berbagi dengan kalian

----------

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun