Sekali-kali kau tidak bisa memesan takdir!
Saya teringat kata-kata ini. Seorang penulis pernah menuliskannya di salah satu buku yang ia tulis. Siapa dia? Kau bisa mencari tahunya sendiri. Teknologi sudah sangat memanjakan kita dewasa ini. Lagipula, persisnya tidak seperti itu sih kata-kata bijaknya. Karena sejatinya itu hanya prolog, Kawan. Saya tak bermaksud membuatmu penasaran, jadi tolong dimaafkan.
Misteri. Itulah kata yang pas yang patut kita berikan untuk apa yang disebut takdir. Tak ada yang tahu, tak pula ada yang bisa menebak. Persetan dengan ramalan, yang tahu hanyalah Tuhan.
Lima menit dari sekarang, mungkin di saat lidahmu sedang mencecap pahit (atau manisnya?) secangkir kopi, lima menit selanjutnya mustahil untukmu tahu apa yang akan terjadi.
Bisa jadi kau mati atau boleh jadi hidup seribu tahun lagi.
Boleh jadi kau adalah seseorang yang merindukan hadirnya seorang kekasih. Lalu, diam-diam dikabulkan Tuhan dalam rupa dia yang kau inginkan: wajah yang menawan, cerdas, berasal dari keluarga terpandang, berpendidikan tinggi.
Belum lagi kriteria pendukung yang bikin kau kesengsem bukan kepalang seperti setia, bertanggung jawab, taat beragama dan lain sebagainya. Ah, mantap bukan?!
Ssst....maafkan. Tak elok rasanya memang berangan-angan kosong di bulan ramadan ya, Kawan.Â
Tapi, hey jomblo, persiapkan proposal terbaikmu dan sila ajukan.
Ugh. What a perfectionist huh? You know exactly what I mean.
Baiklah, kita teruskan.Â