Taharah, kunci sahnya ibadah

Universitas `Aisyiyah Yogyakarta

Dalam islam, ibadah memiliki syarat tertentu agar diterima oleh Allah SWT. Salah satunya adalah taharah atau bersuci. kata taharah berasal dari bahasa Arab yang artinya bersih, suci, dan terbebas dari najis maupun hadas. Tanpa taharah ibadah yang kita lakukan menjadi tidak sah, meskipun niat dan pelaksanaannya sudah benar. Allah memperintahkan umat Islam untuk menjaga kebersihan lahir dan batin. Allah berfirman  "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri" (QS. Al-Baqarah: 222). Ayat ini menegaskan bahwa kesucian bukan hanya kewajiban, tetapi juga jalan meraih cinta Allah.

Macam-macam taharah dalam islam terbagi menjadi beberapa bentuk. Pertama, wudhu, yaitu bersuci untuk mengangkat hadas kecil, misalnya buang air besar, buang air kecil, tidur, dan lain-lain yang membatalkan wudhu. Kedua, mandi wajib (ghusl) yang dilakukan untuk menghilangkan hadas besar, seperti setelah junub, haid, atau nifas. Ketiga, tayamum, yaitu bersuci menggunakan debu atau tanah yang suci ketika tidak ada air atau saat tidak memungkinkan menggunaka air karena alasan tertentu, seperti sakit. Selain itu, ada juga yang membersihkan najis yang menempel di badan, pakaian, atau di tempat ibadan agar ibadah dapat dilaksanakan dalam keadaan suci.

Menjaga kesucian bukan hanya soal syarat sah ibadah, tapi juga mencerminkan kehidupan seorang Muslim sehari-hari. Orang yang terbiasa menjaga kebersihan jasmani maupun rohaninya akan lebih disiplin, sehat, dan terhindar dari penyakit. Taharah adalah kunci sahnya ibadah. Dengan bersuci, seorang Muslim mempersiapkan diri lahir dan batin untuk berdialog dengan Allah SWT. Oleh karena itu, untuk sepatutnya kita menjadikan taharah sebagai kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya ketika ingin ibadah.