Mohon tunggu...
KAUM HADI
KAUM HADI Mohon Tunggu... Relawan - Arif Dunia isine konten budaya adiluhung dan penjelasan-penjelasannya

Bagian dari sebuah bangsa yang besar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

LOCKDOWN Menurut Pandangan Spiritual Kaum Hadi

24 Mei 2020   17:24 Diperbarui: 24 Mei 2020   17:41 1727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Lockdown itu suara dosa. Yang dimaksud suara dosa, suara itu adalah kata-kata. Kata-kata yang rusak yang sesungguhnya pamali atau pantang dilakukan. Lockdown bisa diartikan mengunci, agar manusia duduk (di rumah saja). Secara hukum batinnya, bukan hukum quran/ injil, tapi hukum batin itu hukum bagaimana manusia ‘ngembat’ tindakane urip, ibarat causalita system, ada sebab pasti ada ada akibat.

Secara kasat mata, akibat daripada lockdown adalah manusia bisa merasa terkekang, agar di rumah saja, tidak pergi-pergi, tidak silaturahmi, dll. Padahal dalam sebuah ayat, manusia itu harus saling mengenal, harus saling berhubungan, harus saling bersilaturahmi. Dengan lockdown itu kan sudah pamali, sudah suara dosa, itu kata-kata yang mengakibatkan perbuatan dosa. Itu arti daripada lockdown adalah suara dosa.

Kalau kita lebih hayat lagi sesungguhnya manusia hidup itu kan tidak bisa mengatur manusia, pada hakekatnya. Jadi ketika manusia sudah mengatur dan bahkan sudah membuat hukum tanpa berdasar kepada ilham dari Yang Maha Kuasa, bisa juga diartikan sebagai hukum yang semau gue, hukum yang didasarkan pada kepentingan, hukum bayaran yang membawa kepentingan sendiri-sendiri. Termasuk ini bukan hukum, tapi pada akhirnya ‘lockdown’ itu dibuat dasar hukumnya, dibuat payung hukumnya. Payung hukum ini hanya rasio saja, tidak berdasar kepada ilham.

Tatkala seorang pemimpin bangsa, bangsa mana pun itu, sudah tidak bisa merantai ke langit, artinya tidak bisa menghubungkan, bahwasanya ilham kepemimpinan itu harus ada, artinya WAHYU KEPRABON ini harus ada. Ketika manusia sudah dipimpin oleh manusia yang tidak dikodratkan untuk menjadi pemimpin, ya seperti ini lah jadinya. Saya tidak menuding itu Jokowi atau siapapun itu. Sekarang kan sudah jelas, dengan adanya pemilu, dipilih langsung oleh rakyat. Artinya pemimpin itu dipimpin oleh manusia bukan dipilih oleh Tuhan, sehingga mengucapkan kata-kata semau gue.

Sedangkan ciri-ciri pemimpin yang dikodratkan yaitu...


Selengkapnya bisa disimak di yotube.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun