Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mahasiswi Rela Menukar Harga Dirinya Demi Nilai Terbaik! Kita ...?

28 Juli 2012   03:06 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:32 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Manusia demi untuk mencapai tujuan dan menutup rasa malunya seringkali rela melakukan hal yang lebih memalukan dirinya di kemudian hari. [k4t3dr4]

Baru-baru ini terungkap seorang mahasiswa di Singapura rela "menghadiahi" seorang profesor di tempat ia kuliah dengan tubuhnya.


Hal yang memalukan itu dilakukan karena mahasiswa tersebut takut mendapat nilai tugas yang jelek, sehingga kehilangan kesempatan untuk bekerja di firma hukum terbaik.


Peristiwa yang memalukan dan diyakini pertama kali terjadi di Singapura ini terungkap. Karena si mahasiswa menceritakan kepada temannya. Lalu teman tersebut menceritakan lagi.


Tentu saja kasus ini menghebohkan. Sebab si profesor adalah pengacara kondang sebelum menjadi akademis di National University of Singapore (NUS).


Kalau kita gunakan akal sehat bakal tak habis pikir. Kenapa ada orang yang rela melakukan hal yang memalukan demi untuk menutupi rasa malunya?


Mengapa seorang mahasiswa hukum yang notabene tahu aturan hukum mau melakukan hal yang bukan hanya melanggar hukum?


Mungkin kita juga akan mencibir apa yang dilakukan si profesor yang mau menerima tawaran tubuh mahasiswanya untuk nilai terbaik.


Tetapi sesungguhnya hal-hal yang memalukan itu pun kita sendiri melakukannya. Hanya dalam bentuk lain. Tapi kita tidak menyadarinya.


Mungkin kita tidak menjual tubuh. Bisa saja dalam bentuk lain. Menjual pikiran dan prinsip hidup misalnya.


Dalam hal barter-barteran seperti yang dilakukan antara mahasiswa dan dosennya di Singapura. Kita sendiri pun pernah melakukannya. Coba pikir-pikir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun