Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keindahan dalam Seonggok Kotoran...!

28 Mei 2011   02:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:08 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Tiba-tiba saya terinspirasi pada seonggok kotoran untuk jadi bahan tulisan, tepatnya untuk bahan pembelajaran_iseng atau sudah kehabisan bahan? Apapun itu, yang jelas saya sedang belajar menemukan keindahan walaupun dalam seonggok kotoran!


Kalau melihat pemandangan-pemandangan gunung, laut, atau wanita cantik itu indah, tentu hal itu sudah biasa. Lalu bagaimana sampai bisa menemukan keindahan dalam seonggok kotoran, bukankah luar biasa?!
Saya jamin pasti kita akan merasa jijik dan mual saat melihat kotoran yang dikerubungi lalat didepan kita.
Cobalah sejenak untuk melihat gambar diatas. Bagaiamana?


Saya merasa itu wajar saja, namanya juga kotoran, pastilah menjijikan dan membuat engga bersahabat dengannya. Kalau sampai ada yang menganggap kotoran itu indah, pasti ada yang tidak beres dengan otaknya alias sudah gila! Kira-kira itu yang istri saya katakan dan mungkin itu yang kita pikirkan tentang saya. Terus terang saya memang pernah membayangkan menjadi orang gila itu enak.

Saat memoto gambar kotoran ini, saya masih sempatkan untuk menikmatinya. Dimana letak keindahannya? Sulit untuk dilukiskan! Hanya hati yang bisa bicara dan mata yang menjelaskan akan keindahannya. Adanya keindahan atau ketidakindahan melalui pandangan mata kita, pikiran kita yang menilai. Saya hanya mencoba untuk melatih pikiran saya, bagaimana seonggok kotoran itu bisa menjadi keindahan dalam pikiran saya.

Sambil menikmatinya, aku pun diajarkan, mengapa kita begitu jijiknya dan muak dengan kotoran-kotoran yang berada diluar dari diri kita. Tapi kita begitu menikmati kotoran yang ada didalam diri kita. Kita tidak jijik mengisi pikiran - pikiran kita dengan hal-hal yang kotor. Tak jarang pikiran ini bisa menyetubuhi wanita atau pria lain, kita tahu itu adalah pikiran kotor, tapi kita sungguh menikmatinya.
Kotoran lainnya, seperti rasa benci, dendam, iri dan dengki, serakah, dan teman-temannya kita begitu sayangnya sampai kita simpan dengan rapi dan tak rela untuk kehilangannya.

Sekarang saya ingin bertanya, sebenarnya kita ini pintar atau bodoh? Yang jelas adalah kepintaran dan akhirnya menjadi kebodohan.

"Eh, mas. . . Lagi ngapain? Kok kotoran dilihatin aja!"
Sebuah suara yang mengagetkan dari seorang bapak-bapak yang lewat. Saat tersadarkan, rasanya sungguh indah sebuah pembelajaran hanya dari seonggok kotoran aku dapatkan hari ini!

Terimakasih, kotoran. . .

NB. Ada apa ini? Sebenarnya tulisan ini mau saya edit, karena pada tulisan Disini

saya ada memberikan link tulisan tersebut. Tidak tahunya malah terpublis. Maaf, atas ketidaknyaman ini.

Tapi sudahlah!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun