Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kartu ATM 10 Triliun

9 Juli 2010   17:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:58 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di jaman yang sudah modern ini , ternyata soal takhayul masih ada didalam pemikiran kita dan menjadi tradisi dan dianggap ada kebenarannya !

* * *

Ada satu tradisi upacara kematian orang Tionghoa yang sudah turun temurun khususnya yang masih memeluk agama Khong Hu Cu dan Tao yaitu membakar benda - benda tiruan yang terbuat dari kertas .

Biasanya berupa rumah-rumahan , pakaian , motor , mobil, uang kertas , parabola dan lainnya .
Entah mulai kapan tradisi ini dimulai dan menurut saya lebih banyak sisi takhayulnya . Tetapi namanya tradisi dan sudah membudaya , jadi sulit untuk dihilangkan .

Ketika melayat ke rumah duka , khususnya di Jelambar , pasti kita akan menemukan beraneka ragam bentuk barang - barang tiruan yang sudah dipersiapkan untuk mengantar kepergian orang yang telah meninggal . Barang - barang tiruan tersebut akan dibakar dan dipercaya akan sampai ke alam "sana " dan dapat digunakan oleh yang bersangkutan .

Menemui hal ini , seringkali saya mengeluarkan guyonan , daripada harus repot-repot bikin barang-barang tiruan tersebut yang besar , bukankah lebih praktis buatkan saja selembar kartu ATM dengan diisi dana sebanyak 10 triliun . Bakarnya juga lebih gampang dan begitu sudah diterima , tinggal dipergunakan untuk belanja sepuasnya di alam "sana". Masuk akal , kan , takhayulnya ?

Manusia walaupun sudah hidup di jaman yang modern dan canggih , ternyata masih sulit juga untuk melepaskan pikirannya dari pemikiran yang masih mengandung ketakhayulan. Padahal banyak ketakhayulan itu tidak masuk akal dan sudah tidak relevan lagi dengan jaman . Semua terus dilanjutkan hanya karena sudah menjadi tradisi , padahal tidak mengandung kebenaran sama sekali .
Tentunya dibutuhkan suatu keberanian untuk mendobrak masalah takhayul yang masih terus berlangsung dan dipertahankan .

Karena ketakhayulan seringkali membuat buta akal sehat kita .

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun