Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jum'atan di Jalanan, Fenomena Apakah Ini?

3 September 2011   09:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:16 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Berkeliling di daerah Jakarta pada hari Jum'at kita pasti akan menemukan acara Jum'atan yang menggunakan fasilitas dari jalan biasa sampai jalan raya. Bahkan untuk daerah Jakarta Selatan yang termasuk daerah elit, acara Jum'atan menggunakan fasilitas jalan raya bisa kita temui.

Adakah yang salah, bila jalan raya digunakan untuk ibadah?

Menurut saya, hanya kurang etis saja, kalau untuk kegiatan yang bersifat pribadi harus menggunakan fasilitas umum dan mengganggu ketertiban.

Apalagi sebuah kegiatan agama sampai harus mengorbankan kepentingan orang lain, tentu saja tidak baik.
Setiap Jum'atan jalan harus ditutup, sehingga menimbulkan kemacetan, bukankah ini petanda ada yang terganggu?

Jum'atan sampai menggunakan fasilitas jalan raya adalah petanda bahwa fasilitas Masjid sudah tidak memadai untuk digunakan.
Masalahnya adalah apakah tidak bisa atau tidak ada niat untuk membangun tempat ibadah yang memadai untuk digunakan umat?

Lalu, apakah sebagai agama mayoritas boleh berlaku arogan, sehingga menggunakan fasilitas umum semaunya?

Apa yang terjadi bila ada agama lain setiap minggu menggunakan fasilitas jalan untuk kegiatannya?
Seringkali kegiatan yang diadakan dalam rumah saja dianggap mengganggu, sehingga perlu ditertibkan oleh ormas agama.
Aneh dan lucu, bukan?

Apakah saya menulis ini untuk menyerang agama Islam?
Tentu saja tidak! Tapi mengkritisi fenomena yang sudah terjadi begitu lama ini.

Terus terang, saya tidak tega, melihat sebuah agama yang begitu agung dan mengajarkan keluhuran budi, tapi tidak disikapi umatnya dengan elegan menunjukkan perilaku itu kepada umum atau umat lain.

Secara tidak langsung, kebiasaan yang sudah berlangsung lama ini merugikan Islam sendiri. Tapi mengapa terus dibiarkan?

Tentu sangat disayangkan bila demi untuk beribadah harus menggunakan fasilitas umum sebagai hal yang wajar.
Mungkin dengan berasumsi bahwa di negara lain yang agamanya mayoritas akan melakukan hal yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun