Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Buddha atau Setumpuk Kotoran

29 Maret 2011   00:29 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:20 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bagaimana Anda menilai orang lain, sesungguhnya itu menunjukkan kualitas diri Anda sendiri!
*
Seorang cendekiawan suatu hari bertemu dengan sahabatnya seorang biksu.
Saat dalam duduk hening cendekiawan ini bertanya,"Sobat, seperti apakah Anda melihat saya saat duduk begini?"

Spontan dijawab,"Anda seperti Buddha yang sedang duduk!"

Sambil tertawa cendekiawan itu berkata,"Tapi saya melihat Anda tak lebih dari setumpuk kotoran, sobatku!"

"Ehm, begitu, ya?!" Biksu itu hanya tersenyum.

"Kenapa Anda tidak marah, saya mengatakan bahwa Anda tak lebih dari setumpuk kotoran, sedangkan Anda mengatakan bahwa saya seperti Buddha?!" Cendekiawan itu sedikit bingung.

"Justru saya terharu dan sedih, ternyata penilaian saya salah terhadap Anda, karena Anda sendiri menunjukkan pada saya, Anda tak lebih dari setumpuk kotoran!" Demikian dengan mimik haru berkata.

"Bagaimana bisa?" Tanya cendekiawan terperangah.

Sambil beranjali, dengan bijak biksu berkata,"Saya melihat Anda seperti Buddha, tetapi Anda melihat saya tak lebih dari setumpuk kotoran. Manusia melihat dan menilai orang lain sebagaimana dirinya ada. Saat Anda melihat saya seperti setumpuk kotoran, pikiran Anda sedang ditumpuki kotoran!"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun