Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Vegetarian: Kesulitan Menuju Kemudahan

1 Juli 2020   06:34 Diperbarui: 1 Juli 2020   07:44 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Canva /katedrarajawen

Sebenarnya tantangan yang paling berat itu datang dari orangtua. Karena ada masalah persepsi.

Ada anggapan orang yang bervegetarian itu sudah memutuskan hubungan dengan duniawi. 

Tidak boleh menikah lagi. Tidak punya keturunan. Mungkin ini yang ditakutkan ibu saya. 

Apalagi saya harus minta ijin untuk sepenuhnya bervegetarian selamanya. Sampai keluar kata-kata. Kalau sampai saya lakukan, maka akan putus hubungan keluarga. 

Bagaimana ini? Ini urusan maha penting. Maju tak gentar. Jalani apa yang diyakini benar. Tetapi tidak juga memberi penjelasan untuk melawan orangtua. Diam. Itulah senjatanya. 

Dalam keyakinan. Bila yang dilakukan adalah hal yang baik dan benar. Pasti kelak akan ada jalan kemudahan. Itulah yang terjadi kemudian. 

Singkat cerita. Setelah melalui  segala kesulitan. Bahkan tentangan dari orangtua sekitar dua atau tiga tahun. Perlahan tapi pasti. Datanglah segala kemudahan. 

Orangtua mulai mau memasak menu khusus kalau saya pulang ke rumah. Omongan yang meledek atau melecehkan tak terdengar lagi. 

Di tempat kerja yang sekarang, walau ada menyediakan katering. Karena tahu saya vegetarian disediakan tempat untuk masak sendiri. 

Bila ada acara makan-makan dengan saudara, mereka selalu repot pesan menu khusus buat saya. 

Habis gelap, terbitlah terang. Seperti yang ditulis RA Kartini. Memang nyata. Bukan omongan kosong. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun