Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Maaf yang Menyelesaikan Masalah

9 April 2019   17:04 Diperbarui: 9 April 2019   17:42 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Canva/katedrarajawen

Suatu waktu orang yang biasa mengambil limbah di pabrik ditegur oleh seorang manajer. Yang mana melalui CCTV manajer tersebut melihat ada anak buahnya kencing sembarangan. Untuk itu diingatkan, agar menegur anak buahnya dan  lain kali jangan ulangi

Awalnya ia tidak menerima, karena ia tahu sekali anak buahnya yang cuma satu tidak melakukannya. Lagi pula ciri-ciri orang yang disebutkan lain. Tetapi manajer itu kekeuh kalau itu anak buahnya.

Ia cerita dan  meyakinkan hal tersebut ke saya dan saya mengamini. Selama saya.bersama mereka memang anak buahnya itu tidak ke mana-mana.

Lalu saya anjurkan untuk komplain saja kalau memang tidak terima. Buka CCTV dan lihat sama-sama. Apakah orang yang kencing sembarangan itu anak buahnya.

Saya yang sebenarnya tidak ada hubungan langsung dengan masalah sebenarnya tidak terima juga. Menuduh orang sembarangan. Wah, ini pencemaran nama baik namanya.

Ia mengatakan akan menyelesaikan masalah ini dengan menghadap menajer itu untuk menyampaikan keberatan atas tuduhan tersebut. Karena yang kencing sembarangan bisa saja orang lain. Namanya pabrik, pasti banyak orang.

Namun beberapa hari kemudian, ia mengatakan masalahnya sudah selesai. Baguslah saya pikir. Tetapi di luar dugaan saya cara penyelesaiannya itu.

Yakni, ia minta maaf atas kejadian tersebut dan anak buahnya tidak akan mengulangi lagi.

Kenapa? Ia mengatakan, daripada ribut-ribut, saling ngotot, lebih baik minta maaf dan selesai. Karena manajer itu juga tidak memermasalahkan lagi. 

Hebat juga saya pikir, tampang boleh preman, tetapi mau mengalah juga untuk minta maaf atas sebuah ketidakbersalahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun