Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hanya pada Zaman Jokowi...

5 September 2018   06:35 Diperbarui: 5 September 2018   15:47 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

"Apa kata gue, udah terbukti kalau Jokowi itu antek aseng. Udah jelas - jelas gak bisa ngeles lagi. Lihat aja, acara penutupan AsianGames pakai penaikan bendera China segala. Ada lagu kebangsaannya lagi. Udahgak benar nih, Jokowi. Hanya zaman Jokowi yang kayak begini bisa terjadi," ucap si Mamat penuh emosi.

Si Udin yang duduk di sebelahnya langsung menyambar,"Benar, bro...hanya di zaman Jokowi atlet - atlet dapat bonus gede miliaran. Udah itu cepat banget lagi dibagi - bagi. Kenapa dananya gak disalurkan buat korban gempa di Lombok aja? Jelas ini pencitraan!"

"Hanya pada zaman Presiden Jokowi Indonesia bisa dapat 31 emas di AsianGames. Jokowi hebat, eh Indonesia hebat dong," si Deden tak mau kalah.

"Apanya yang hebat? Ini Indonesia tuan rumah, kalau presidennya bukan Jokowi pasti tuh bisa dapat 100 emas!" Si Mamat makin emosi.

"Hanya pada zaman Jokowi Indonesia ngutangnya paling banyak. Itu buat bonus juga pasti hasil ngutangtuh!" Sewot si Udin.

"Emang berapa banyak?" Selidik si Deden.

"Pokoknya banyaklah, malas guengitungnya," jawab si Udin ngasal.

Hanya pada zaman Presiden Jokowi, presidennya paling banyak diolok - olok dan difitnah, namun tetap sabar menghadapi.

Ketika zaman di mana orang - orang bebas menulis apa saja di media sosial, apa yang tidak dipahami pun tidak segan dan dengan kepercayaan diri tingkat dewa mengemukakannya. Tanpa disadari itu justru membuat malu diri sendiri dan menjadi pertunjukan kebodohan.

Tidak malu dan tidak mau mencari tahu, dengan gampang menyalahkan apa yang sudah benar dan sesuai aturan. Karena kesalahannya  tidak tahu yang sebenarnya malah menyalahkan.

Contoh yang paling sederhana dan  terbaru adalah masalah pengibaran bendera Tiongkok yang diiringi dengan lagu kebangsaan "Yi Yong Jun Jin Xing Qu". Bagi yang paham dan tahu atau yang mau mencari tahu, bahwa pengibaran Bendera Tiongkok diiringi dengan lagu kebangsaannya di penutupan Asian Games sudah sesuai aturannya, karena Asian Games berikut akan berlangsung di Hangzhou, Tiongkok.

Apa hal begini _soal gagal paham_  hanya terjadi di zaman Presiden Jokowi?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun